Intelijen Informasikan Ancaman Serangan, Gedung Capitol Kembali Dijaga Ketat

- Jumat, 5 Maret 2021 | 11:44 WIB

WASHINGTON DC– Pengamanan di ibu kota Amerika Serikat diperketat sejak Rabu (3/3). Terutama di Gedung Capitol. Langkah itu dilakukan setelah intelijen menerima informasi bawa kelompok milisi akan kembali menyerang gedung tempat anggota Kongres bekerja tersebut (4/3) waktu AS.

’’Kami menanggapi serius informasi dari intelijen tersebut,’’ bunyi pernyataan kepolisian Capitol AS seperti dikutip Agence France-Presse.

Informasi serangan itu didapatkan dari obrolan online para ekstremis yang memercayai teori konspirasi QAnon. Yaitu, mantan Presiden AS Donald Trump dicurangi dalam pemilu lalu. Mereka yakin 4 Maret merupakan momen Trump kembali berkuasa dan dilantik untuk periode masa jabatan kedua. Sebab, sebelum konstitusi AS diamandemen pada 1933, pengambilan sumpah presiden dilakukan pada 4 Maret. Mereka yakin Trump akan menghadapi komplotan liberal satanis global.

Ancaman itu berselang dua bulan setelah para pendukung Trump, termasuk kelompok QAnon, menyerang Gedung Capitol. Serangan 6 Januari lalu tersebut menewaskan lima orang. Yakni, empat pelaku penyerangan dan seorang petugas kepolisian.

Polisi tentu tidak ingin kebobolan untuk kali kedua. Karena itulah, pengamanan besar-besaran dilakukan guna melindungi Kongres, penduduk, dan anggota kepolisian yang bertugas. Mereka tidak ingin muncul korban jiwa lagi.

Gara-gara ancaman tersebut, Dewan Perwakilan AS membatalkan rencana pertemuan. Seharusnya mereka dijadwalkan untuk voting dua rancangan undang-undang (RUU) tentang reformasi polisi dan hak suara. Voting akhirnya dimajukan pada Rabu malam.

Di sisi lain, Senat AS memilih untuk tetap melanjutkan agendanya seperti semula. Mereka dijadwalkan membahas bantuan Covid-19 senilai USD 1,9 triliun atau setara dengan Rp 27,099 kuadriliun.

FBI menyatakan, kasus ekstremisme domestik meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Terutama dari kelompok atau individu yang mendukung supremasi kulit putih.

Hasil analisis Pusat Ekstremisme George Washington University menunjukkan, hampir 90 persen orang yang didakwa dalam kerusuhan di Gedung Capitol Januari lalu tidak memiliki koneksi dengan milisi atau organisasi ekstremis lainnya. Mereka berpartisipasi sendiri dan tidak berkoordinasi dengan teman maupun keluarganya. Di antara 257 orang yang sudah didakwa, hanya 33 orang yang betul-betul pernah menjadi bagian dari jaringan militan seperti kelompok Proud Boys dan Oath Keepers.

’’Kita telah menyaksikan contoh radikalisasi massa yang berubah menjadi mobilisasi massa,’’ ujar Michael Jensen, peneliti senior di Konsorsium Nasional untuk Kajian Terorisme dan Respons terhadap Terorisme, seperti dikutip The Guardian.

Dia menegaskan, hasil analisis yang bertebaran saat ini tidak mengejutkan. Kebohongan besar-besaran Trump tentang kecurangan pemilu yang diulang berbulan-bulan di berbagai media sosial dan platform media telah meradikalisasi sekitar jutaan individu yang secara kolektif mengadopsi sudut pandang ekstrem tentang legitimasi pemilu. Mereka mungkin tidak tahu Proud Boys dan kelompok lainnya, tetapi tahu siapa presiden AS dan apa yang dikatakannya.

Sementara itu, kemarin keamanan di Taj Mahal, Uttar Pradesh, India, juga diperketat. Ada yang menghubungi saluran darurat 112 sekitar pukul 09.00. Si penelepon mengaku ada bom di situs yang menjadi daya tarik wisata India tersebut. Akhirnya, hampir seribu turis terpaksa dievakuasi. Bom yang disebutkan itu ternyata hanya hoax belaka. Polisi akhirnya melacak si penelepon dan menangkapnya. Dia dinyatakan tidak stabil secara mental. (sha/c14/bay)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X