Meski usianya masih muda, prestasi dan kontribusi Iptu Adyama Baruna Pratama tak bisa dipandang sebelah mata. Kapolsek Samboja ini pernah bertugas di berbagai daerah konflik. Mulai Papua hingga Afrika (Sudan).
SOSOK perwira Polri ini dikenal ramah oleh masyarakat. Dia tak asing dengan sejumlah daerah konflik. Senjata laras panjang dan kemampuan berbahasa asing jangan diragukan. Berbagai pengalaman pun dia curahkan untuk mengabdi kepada bangsa.
Pria kelahiran 29 November 1990 itu berbagi cerita seputar pengalaman menjadi anggota Polri. Sulung tiga bersaudara ini memang lahir dan dibesarkan di lingkungan Polri. Ayahnya adalah Komjen Pol (Purn) Drs Moechgiyarto, mantan Irwasum Polri.
Meski berada di lingkungan institusi Polri, tak membuat pria yang akrab disapa Bama itu manja. Ayahnya tak banyak bicara di lingkungan keluarga, namun dikenal tegas dengan anak-anaknya. Termasuk didikan orangtuanya untuk mandiri dan bertanggung jawab.
“Sejak kecil sudah sering diajak orangtuanya berpindah-pindah karena tugas. Hikmah yang diambil, akhirnya lebih banyak teman di berbagai daerah,” katanya.
Lulus menjadi taruna Akpol, Bama beberapa kali bertugas di sejumlah daerah konflik. Di antaranya, Papua hingga menjadi pasukan perdamaian PBB di Benua Afrika, tepatnya di Sudan. Ia juga lebih banyak bertugas di Korps Brimob Polri.
Berbagai suka-duka dia rasakan saat bertugas di daerah konflik tersebut. Sebut saja saat bertugas di Sudan, 2018–2020. Mestinya kontrak tugas hanya untuk satu tahun di negara tersebut. Namun, pandemi Covid-19 melanda.
Akhirnya masa tugasnya bertambah menjadi satu setengah tahun. “Karena saat itu bandara setempat sempat lockdown. Jadi, kami menunggu bandara dibuka kembali,” katanya.
Akibatnya, Bama yang sudah menjadwalkan tanggal pernikahan, harus merelakan jadwal tersebut kembali ditunda. Bagi dia, misi kemanusiaan yang diemban saat itu menjadi kebanggaan tersendiri.
Proses seleksi serta kepulangan usai bertugas tak bisa ia lupakan. “Banyak sekali hikmah yang bisa saya ambil dalam perjalanan tersebut. Salah satunya melihat kondisi daerah konflik yang sangat memprihatinkan. Apalagi saat melihat krisis air hingga pembelajaran anak-anak terganggu,” imbuhnya.
Setelah dipercaya menjadi kapolsek di Samboja, dia pun berupaya memberikan kontribusi terbaik dalam perannya sebagai anggota Polri. Tak hanya menggelar sambang tokoh di masyarakat, tapi juga melakukan pembinaan bagi jajaran internal di lingkungan Polsek Samboja.
“Sesuai arahan pimpinan kami di institusi Polri, kami akan menjalankan sesuai ketentuan dan arahan yang ada,” tutupnya. (*/kri/k16)