PROKAL.CO,
SAMARINDA–Tiga pekan setelah meledaknya tongkang Gemilang Perkasa Energi, tim terpadu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyambangi galangan PT Barokah Galangan Perkasa (BGP), Selasa (2/3). Lokasi insiden maut yang menewaskan tiga pekerja reparasi kapal.
Namun, kedatangan tim terpadu bertujuan melakukan pengawasan terkait izin lingkungan yang telah diberikan, rupanya tak berjalan mulus. Langkah kaki tim Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda dan Kaltim, bersama Balai Gakkum LHK Kalimantan yang tergabung dalam tim terpadu, hanya sampai di portal perusahaan. Tak diperkenankan masuk lebih jauh.
"Sebenarnya kami ke sana bukan terkait masalah ledakan atau kebakaran, kami masuk itu hanya pengawasan terpadu, kebetulan ada insiden (sebelumnya). Jadi itu agenda rutin dari DLH. Apabila kami mengeluarkan izin, ada kewajiban untuk pembinaan dan pengawasan," jelas Kasi Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa Lingkungan DLH Samarinda Aldila Rahmi Zahara, (3/3).
Meski telah melayangkan surat kedatangan empat hari sebelumnya, pihak manajemen perusahaan galangan kapal di Kecamatan Sambutan itu tidak bisa ditemui. Padahal, kedatangan tim terpadu saat jam kerja. Bukan pada waktu istirahat. Tim terpadu hanya sempat bertemu pihak Human Resource Department (HRD) didampingi pihak security di pos pengamanan.
"Selasa belum ada hasil, hanya membuat berita acara penolakan, dan pihak PT BGP meminta dijadwalkan ulang. Dari manajemen yang menangani (lingkungan) tidak ada di tempat. Nanti perusahaan akan bersurat secara resmi menjawab surat dari kami (DLH)," terang perempuan yang akrab disapa Dila itu.
Senada dengan Dila, Kepala Seksi Wilayah II Samarinda Balai Gakkum KLHK Kalimantan Annur Rahim menuturkan, pihaknya belum bisa membeberkan hasil kedatangan tim terpadu. Sebab, pihak perusahaan beralasan manajemen yang menangani soal lingkungan sedang tidak di tempat.