Junta Militer Myanmar Tangkap Paksa Jurnalis, Demonstran Kembali Tertembak Peluru Tajam

- Rabu, 3 Maret 2021 | 13:36 WIB
Wa Lon, salah satu jurnalis yang diamankan.
Wa Lon, salah satu jurnalis yang diamankan.

YANGON– Ribuan orang mengantar kepergian Nyi Nyi Aung Htet Naing kemarin (2/3). Dia telah pergi ke alam baka. Lagu-lagu revolusi mengiringi pemakamannya. Dia menjadi 1 di antara 18 korban tewas dalam demonstrasi di Myanmar pada Minggu (28/2). Ibunya yang tak kuasa menahan kesedihan berkali-kali jatuh pingsan.

’’Mayat ada di sana-sini. Oh, pahlawan pemberani yang mati demi demokrasi,’’ bunyi penggalan lagu yang dinyanyikan massa yang mengantar kepergian Nyi Nyi Aung Htet Naing.

Pemuda 23 tahun tersebut, tampaknya, tak akan menjadi korban terakhir. Sebab, kebrutalan junta militer Myanmar belum berhenti meski kecaman datang bertubi-tubi. Kemarin mereka kembali menembaki massa yang turun ke jalan di Kale dengan gas air mata dan timah panas.

Sekitar 20 orang terluka dan tiga korban lainnya kritis. Polisi menembaki massa dengan peluru karet sebelum disusul menggunakan timah panas. Dokter di salah satu rumah sakit yang merawat para korban membenarkan jumlah korban yang mengalami kondisi parah.

’’Satu tertembak di paha dan kini dioperasi. Satu lagi tertembak di perut dan membutuhkan transfusi darah. Yang terakhir tertembak di dada,’’ ujar dokter yang tak mau namanya disebutkan tersebut kepada Agence France-Presse.

Penembakan juga dilaporkan terjadi di San Chaung. Namun, tak diketahui ada tidaknya korban luka. Ratusan polisi dikerahkan untuk mengamankan aksi di kota tersebut. Situasi di Yangon hampir serupa. Polisi berulang-ulang menembakkan gas air mata. Penduduk sekitar membantu dengan memberikan selimut basah untuk melindungi para demonstran.

’’Penggunaan kekuatan mematikan terhadap warga sipil dan demonstran yang tidak bersenjata tidak dapat diterima,’’ kata Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong seperti dikutip BBC.

Dia menegaskan, kudeta militer adalah kemunduran besar dan tragis bagi Myanmar. Singapura adalah investor asing terbesar di Myanmar. Negara itu dianggap berpengaruh besar kepada para jenderal yang berkuasa.

Penangkapan massa juga kembali terjadi kemarin. Asosiasi Pendampingan untuk Tahanan Politik mengungkapkan bahwa ada lebih dari 1.200 demonstran yang tertangkap. Sekitar 900 orang di antaranya masih berada di balik jeruji besi. Jumlah riil di lapangan bisa jadi lebih banyak. Sebab, media lokal menyebutkan bahwa ada lebih dari 1.300 orang yang ditangkap pada Minggu lalu.

Yang disasar junta militer bukan lagi politisi oposisi, aktivis kenamaan, atau massa yang turun ke jalan. Kini mereka juga mulai menangkap jurnalis. Pada Senin malam (1/3), polisi mendatangi rumah Kaung Myat Hlaing di Myeik. Reporter Democratic Voice of Burma (DVB) itu ditangkap. Dia sempat meminta tolong dengan menyiarkan secara langsung detik-detik ketika polisi berusaha memasuki rumahnya dan membawanya dengan paksa.

’’DVB tidak tahu dia dibawa ke mana dan otoritas militer mana yang membawanya,’’ bunyi pernyataan pihak DVB beberapa jam setelah penangkapan.

Sementara itu, menteri luar negeri 10 negara anggota ASEAN mengadakan pertemuan virtual untuk membahas situasi di Myanmar. Perwakilan Myanmar juga hadir. Belum ada pernyataan bersama yang dirilis. Meski begitu, Menteri Luar Negeri Malaysia Hishammuddin Hussein telah menyerukan agar para tokoh politik Myanmar yang ditangkap segera dibebaskan.

Para pengamat meyakini, pernyataan ASEAN tak akan berpengaruh banyak. Sebab, mereka memiliki kebijakan untuk tak ikut campur urusan negara anggotanya dan mengambil keputusan berdasar konsensus. (sha/c14/bay)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X