KUALA LUMPUR- Perdana Menteri (PM) Malaysia Muhyiddin Yassin ingin membubarkan parlemen. Bukan sekarang, tapi setelah pandemi berakhir. Dia memaparkan itu dalam pidato setahun pertamanya sebagai PM. Sembari menunggu hal tersebut, dia dan jajarannya di kabinet akan berusaha memenuhi tanggung jawabnya.
’’Fokus utama pemerintah saat ini adalah untuk menjauhkan negara ini dari pukulan ganda krisis kesehatan dan ekonomi. Setelah pandemi selesai, saya akan menyarankan Yang di-Pertuan Agong untuk membubarkan parlemen,’’ papar Muhyiddin seperti dikutip Channel News Asia.
Karena parlemen dibubarkan, pemilu harus digelar. Muhyidin menegaskan bahwa penduduk bebas memutuskan apakah koalisi Perikatan Nasional (PN) yang berkuasa saat ini akan dipilih lagi atau tidak. ’’Anda bebas memilih dan itulah demokrasi,’’ tegasnya. Dia meyakini perekonomian Malaysia akan pulih pada tahun ini.
Saat ini status parlemen Malaysia juga mati suri. Malaysia memberlakukan status darurat nasional untuk mencegah penularan Covid-19 awal Januari lalu. Sejak itu, parlemen mati suri. Pemerintah bisa mengeluarkan aturan apa pun tanpa persetujuan parlemen.
Pekan lalu Raja Malaysia Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah menegaskan bahwa dalam situasi darurat ini parlemen masih boleh bersidang. Sejak pernyataan itu dibuat, Muhyiddin dan jajaran kabinetnya memilih bungkam.
’’Mengapa tidak ada pernyataan dari perdana menteri sebagai tanda untuk menghormati pernyataan Raja?’’ tanya Anwar Ibrahim, presiden PKR dan tokoh oposisi.
Muhyiddin berusaha keras mempertahankan posisinya saat ini. Dia berkali-kali akan digulingkan dengan mosi tidak percaya. Karena itulah, status darurat nasional yang diterapkan saat ini menguntungkan posisinya. (sha/c6/bay)