PANDEMI Covid-19 di satu sisi membawa dampak negatif pada sektor kesehatan dan perekonomian. Tapi di satu sisi pandemi itu menjadi pendorong bari peneliti tanah air. Puluhan inovasi terkait Covid-19 dihasilkan selama setahun pandemi melanda Indonesia.
Inovasi itu pun beragam. Mulai dari urusan pelacakan atau tracing, deteksi, pengobatan, hingga formula meningkatkan imunitas supaya terhindar dari infeksi Covid-19. Menristek Bambang Brodjonegoro menegaskan inovasi terkait Covid-19 tidak berhenti di periode 2020. "Kota akan lanjutkan tahun ini," katanya. Sedikitnya ada 40 ragam inovasi yang dilanjutkan tahun ini.
Mengulas ke belakang salah satu inovasi yang membantu di aspek pelacakan atau deteksi kasus Covid-19 adalah mobile lab BSL-2 dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan, Inovasi ini berupaya mencari solusi keterbatasan lab pengujian PCR. Seperti diketahui pengujian PCR kasus Covid-19 tidak bisa dilakukan di sembarang laboratorium. Minimal di laboratorium dengan tingkatan keamanan minimal BSL-2.
"Untuk membangun lab BSL-2 butuh waktu," katanya Hammam. Padahal tingkat penularan Covid-19 relatif cepat. Sehingga dibutuhkan armada BSL-2 yang memiliki tingkat mobilitas tinggi. Sehingga sampel yang diuji tidak perlu dikirim ke laboratorium BSL-2 yang umumnya berada di kota-kota besar.
Hammam mengatakan mobile lab BSL-2 inovasi mereka terus dikembangkan. Dari semula berwujud kontainer, sekarang sudah ada yang berwujud bus. Sehingga tingkat mobilitasnya lebih tinggi lagi. Inovasi lain dari BPPT yang sempat ramai diperbincangkan adalah alat rapid tes antibodi merah putih. Tetapi saat ini rapid tes antibodi sudah jarang digunakan. Umumnya menggunakan rapid tes antigen. Atau untuk kepentingan tertentu menggunakan uji swab PCR.
Penemuan lain yang cukup monumental dan aplikatif adalah GeNose. Alat tersebut berfungsi sebagai deteksi Covid-19. Bedanya dengan yang lain, sampel deteksi di alat GeNose adalah dari pernafasan. Saat ini perangkat karya civitas UGM Jogjakarta itu sudah digunakan cukup masif. Diantaranya adalah di sejumlah stasiun kereta api di Jakarta.
Penggunaan GeNose langsung menyita perhatian publik. Menristek Bambang Brodjonegoro mengatakan masyarakat lebih nyaman dites menggunakan GeNose. Karena tidak perlu dicolok hidung atau tenggorokannya. Kemudian GeNose juga lebih murah biayanya dibanding swab PCR atau antigen.
Dari sekian banyak inovasi terkait Covid-19, ada beberapa yang masih menunggu perizinan. Seperti inovasi immunomodulator karya peneliti LIPI. Fungsi Immunomodulator adalah meningkatkan imunitas di dalam tubuh. Terbuat dari sejumlah herbal khas Indonesia, Immunomodulator sudah diuji klinis ke pasien Covid-19 di RS Darurat Wisma Atlet.
Sampai saat ini perizinan dari BPOM untuk Immunomodulator tersebut belum keluar. Kepala LIPI Laksana Tri Handoko mengatakan beberapa waktu lalu tim LIPI sudah paparan final di BPOM. Paparan final itu untuk menjawab permintaan perbaikan analisi data dari BPOM. "Kita tunggu saja," jelas Handoko.
Dia juga mengatakan LIPI mengembangkan inovasi penghancur jarum suntik. Inovasi ini sejatinya sudah lama dan tidak dikhususkan untuk Covid-19. Tetapi terus dikembangkan supaya bisa menjawab potensi sampah jarum suntik di masa vaksinasi Covid-19 yang berjalan saat ini. Dengan sasaran vaksinasi sebanyak 181 juta jiwa, maka potensi limbah jarum suntik juga besar. Apalagi setiap orang saat ini harus disuntik vaksin Sinovac dua kali. (wan)