PROKAL.CO,
JAKARTA- Pemerintah menargetkan bahwa Indonesia akan bebas dari Covid-19 pada 17 Agustus 2021 mendatang. Bertepatan dengan hari kemerdekaan Indonesia. Bagaimanapun, banyak yang menilai bahwa target ini tidak realistis.
Target ambisius tersebut disampaikan oleh Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo di hadapan media pada 19 Februari lalu. Meskipun kemudian Jubir Pemerintah Wiku Adisasmito mengklarifikasi target tersebut bahwa yang dimaksud bebas bukan berarti nol kasus. Bebas kata Wiku berarti kondisi penularan yang benar-benar dapat dikendalikan.
Namun menurut Elina Ciptadi, co-Founder Kawal Covid-19, sampai saat ini, setahun setelah pandemi menggerogoti kehidupan masyarakat Indonesia, pemerintah belum fokus pada pengurangan transmisi penularan Covid-19. Positivity rate bulan demi bulan yang dilalui masih stabil berada jauh diatas standar WHO yakni 5 persen.
Pada 28 Februari lalu, angka positivity rate terekam pada 26,19 persen. Angka ini pernah naik tajam pada awal pertengahan Februari 2021 lalu, tingkat positivity rate bahkan sempat menyentuh angka 38,34 persen. “Dalam beberapa minggu terakhir rata-rata positivity rate sekitar 18 persen. Itu artinya dari 7 juta orang yang dites, 1,3 juta orang diantaranya positif,” kata Elina kemarin (2/3)
Memang angka positif ini selalu berfluktuasi, namun Indonesia tidak pernah mencapai standar maksimum WHO yang menyatakan bahwa positivity rate harus ditekan di bawah 50 persen.
Dalam waktu bersamaan, Indonesia juga belum pernah mencapai standar WHO dalam hal testing dan tracing. Yakni 1 per 1000 orang per minggunya. Elina mengatakan bahwa untuk mencapai standar WHO tersebut, Indonesia harus melakukan tes terhadap 38 ribu orang setiap harinya atau 270 ribu orang setiap minggunya.