Yudi Dharmawan, Perpaduan Intelektual dan Adab yang Tinggi

- Selasa, 2 Maret 2021 | 10:46 WIB
Yudi Dharmawan
Yudi Dharmawan

Innalillahi wa innalillahi rajiun. Tak ada kata yang mampu terucap. Tak ada tindakan yang mampu dilakukan. Bingung. Seolah tak percaya. Dan sampai sekarang memang belum percaya. Apalagi jasadnya tak bisa kami lihat.

 

ITU yang terjadi saat kami menyongsong senja Senin(1/3). Sejak pagi, matahari memang tak memperlihatkan “wajah aslinya”. Seolah pertanda kami akan kehilangan saudara, sahabat sekaligus rekan kerja.

Yudi Dharmawan. Bukan cuma senior, tapi teladan bagi kami. Salah satu jurnalis Samarinda Pos yang cukup andal. Tak berlebihan kalau kami menganggapnya jurnalis terbaik yang pernah dimiliki Samarinda Pos.

Memiliki personality value yang sangat tinggi. Berkiprah di media sejak 2005, Yudi yang lahir di Samarinda pada 1984 adalah sedikit pewarta di Samarinda yang memiliki integritas dan idealisme tinggi. Kesantunan dengan siapa pun menjadi nilai lebih yang tak dimiliki banyak pewarta.

Soal wawasan, jangan ditanya. Dia adalah “kamus berjalan” bagi kami. Meski berkedudukan sebagai salah satu redaktur, sehari-hari dia tetap disibukkan membuat berita. Khususnya tentang olahraga daerah. Hingga akhir hayatnya, dia dipercaya sebagai ketua Pokja Wartawan KONI Kaltim dan ketua Bidang Media Humas Pengprov Muaythai Kaltim.

Karena itu, sehari-hari dia tidak hanya sibuk dengan urusan berita dan edit-mengedit tulisan dari wartawan, tapi dia harus siap menjadi tempat bertanya. Apa saja ditanyakan. Dari urusan istilah, kata per kata, hingga hal krusial menyangkut nama lengkap narasumber.

Tak cukup rasanya kertas koran mendeskripsikan sosok Yudi. Bang Yudi, begitu kami menyapanya, adalah perpaduan kekuatan intelektual, mental, dan spiritual. Wawasannya yang luas, ditunjang etos kerja yang begitu mulia. Tak peduli posisinya (jabatan) di mana, sekali lagi, Bang Yudi adalah sedikit pewarta yang memiliki tingkat disiplin begitu tinggi. Ke kantor, dia datang paling cepat, dan pulang paling terakhir.

Selera humornya tinggi. Dengan standar kesantunan yang juga sangat tinggi. Setiap celetukan yang terlontar menggambarkan kualitas intelektualnya.

Dalam setiap salat berjamaah di salah satu sudut ruangan di kantor kami di Kompleks Mahakam Square, Sungai Kunjang, Bang Yudi selalu beranjak paling terakhir. Saat kami akan meninggalkan tempat salat, samar-samar doa yang begitu khusyuk keluar dari bibirnya.

Sejak sebulan terakhir, Bang Yudi memilih menyelesaikan semua pekerjaannya di kantor. Saya yang memang harus berada di kantor untuk mengontrol semua halaman, akhirnya kembali intens berkomunikasi dengannya. Tak disangka, pertemuan di malam itu, terakhir saya melihat sosoknya. Sampai akhirnya dia harus dirawat di rumah sakit pada 25 Februari lalu. Kemarin kami menerima kabar kehilangannya.

Selamat jalan Bang Yudi. Kami kehilangan senior dan panutan, sekaligus kamus berjalan. Husnulkhatimah. (kpg/*/nha/dra/k16)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X