Sulap Limbah Kayu Jadi Kerajinan Bernilai, Berharap Ada Wadah untuk Penjualan Karya Warga Binaan

- Selasa, 2 Maret 2021 | 10:23 WIB
MELIHATKAN KARYA:Kepala Pengamanan Rutan Klas II B Tanjung Redeb Puang Dirham (kiri) saat melihat karya para warga binaan di gedung aula rutan (1/3). ARTA KUSUMA YUNANDA/BP
MELIHATKAN KARYA:Kepala Pengamanan Rutan Klas II B Tanjung Redeb Puang Dirham (kiri) saat melihat karya para warga binaan di gedung aula rutan (1/3). ARTA KUSUMA YUNANDA/BP

Bagi kebanyakan orang, serbuk kayu dan kayu bekas tidak bisa dimanfaatkan lagi. Namun, bagi warga binaan di Rutan Klas II Tanjung Redeb, limbah kayu bisa disulap menjadi berbagai kerajinan yang bernilai ekonomi.

 

ARTA KUSUMA YUNANDA, Tanjung Redeb

 

MEMBUAT sesuatu dari barang bekas bisa jadi modal narapidana atau warga binaan setelah kembali ke masyarakat nantinya. Berbagai jenis kerajinan tangan bisa jadi modal keterampilan bagi warga binaan kelak setelah meninggalkan rutan.

Membuat miniatur kapal, asbak, guci, pot bunga, dan sebagainya, seperti menjadi kesibukan beberapa warga binaan di Rutan Tanjung Redeb setiap harinya.

Kepala Pengamanan Rutan Klas II B Tanjung Redeb Puang Dirham mengatakan, kegiatan tersebut dilakukan agar warga binaan tidak bosan. Sekaligus menjadi modal dan pengalaman bagi mereka ketika selesai menjalani masa hukuman agar bisa berusaha untuk meningkatkan prekonomian.

“Jadi, mereka bisa menggunakan keterampilan yang mereka dapat saat mendekam di dalam rutan, sebagai mata pencaharian mereka nantinya,” katanya kepada Berau Post(Kaltim Post Group), Senin (1/3).

Adanya tangan kreatif warga binaan sangat didukung. Pasalnya, selain memberi contoh yang positif, kegiatan itu bisa menjadi memberikan efek yang sangat baik bagi para warga binaan lainnya yang ingin belajar untuk membuat kerajinan tangan. “Sangat kami dukung kegiatan seperti itu,” sebutnya.

Sayang, hasil kerajinan warga binaan terkendala di pemasarannya. Sebab, pihaknya tidak bekerja sama dengan pihak mana pun untuk memasarkan hasil kerajinan tangan warga binaan. “Karena saat ini zaman digital. Kami memasarkannya dengan menjual online, serta dari mulut ke mulut,” ungkapnya.

Dengan begitu, dirinya berharap ada kepedulian dari Pemkab Berau untuk bisa memberi ruang untuk warga binaan agar bisa lebih semangat berkarya meski di dalam rutan.

“Saya berharap ada wadah atau tempat penjualan karya warga binaan untuk bisa dipasarkan,” jelasnya.

Andri, satu di antara sekian banyak warga binaan yang membuat karya dari barang bekas itu menjelaskan teknis pembuatan kerajinan. Serbuk kayu yang digunakannya ada dua jenis. Pertama, serbuk kayu kasar untuk bahan dasarnya dan serbuk kayu halus untuk pelapisnya. “Supaya dari luar tampak halus dan tidak kasar saat dipegang,” jelasnya.

Satu kerajinan tangan pembuatannya membutuhkan waktu yang beragam. Tergantung tingkat kesulitan dan ukurannya. Namun, rata-rata membutuhkan waktu antara dua minggu hingga sebulan.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X