WASHINGTON DC – ’’Kini orang yang mengizinkan pembunuhan brutal ini harus dimintai pertanggungjawabannya secara penuh.’’ Pernyataan tegas itu dipaparkan CEO Washington Post Fred Ryan terkait dengan laporan intelijen Amerika Serikat soal pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Laporan yang diungkap pada Jumat (26/2) itu menyimpulkan bahwa Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) telah menyetujui pembunuhan Khashoggi pada 2 Oktober 2018. Jurnalis lepas Washington Post tersebut dihabisi di dalam gedung Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki.
’’Sejak 2017, putra mahkota memiliki kendali mutlak atas organisasi keamanan dan intelijen kerajaan sehingga sangat tidak mungkin pejabat Saudi akan melakukan operasi seperti ini tanpa izinnya,’’ bunyi pernyataan Kantor Direktur Intelijen Nasional AS seperti dikutip Al Jazeera.
Begitu laporan itu keluar, Departemen Luar Negeri AS langsung meluncurkan pembekuan dan larangan mengeluarkan visa untuk 76 warga Arab Saudi. Sayangnya, tak ada hukuman untuk MBS. Beberapa pihak pun kecewa. Mereka tak terima MBS lolos begitu saja.
’’Bakal ada pengumuman pada Senin tentang apa yang kami lakukan terhadap Arab Saudi secara umum,’’ ujar Presiden AS Joe Biden seperti dikutip The Guardian.
Terlepas dari kekecewaan kritikus Saudi, sikap Biden yang mau merilis laporan intelijen pada pekan-pekan pertama masa jabatannya tetap patut diacungi jempol