PROKAL.CO,
BALIKPAPAN–Penjualan mobil yang anjlok sepanjang 2020 berdampak buruk terhadap kinerja keuangan PT Astra International Tbk (ASII). Di sisi lain, masih ada lini bisnis yang tumbuh positif. Dari laporan keuangan Astra, bisnis otomotif yang lesu membuat perolehan laba bersih Astra menurun hingga 25,54 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Menjadi Rp 16,16 triliun.
Sebenarnya, laba bersih Astra tahun lalu anjlok 52,63 persen menjadi Rp 10,28 triliun. Perolehan laba bersih Astra tertolong penjualan saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) dengan keuntungan Rp 5,88 triliun. Astra mencatatkan penurunan pendapatan hingga 26,19 persen menjadi Rp 175,04 triliun.
Presiden Direktur Astra International Djony Bunarto Tjondro mengatakan, penurunan pendapatan dan laba bersih Astra akibat dampak dari pandemi Covid-19 dan upaya penanggulangannya. Menyebarnya virus corona yang mulai ditetapkan sebagai pandemi dunia sejak Maret 2020 menyebabkan penurunan kinerja divisi otomotif, alat berat dan pertambangan, dan jasa keuangan Astra.
Walhasil, sumbangan laba dari masing-masing divisi bisnis ini pun anjlok. "Kami memperkirakan kondisi ini akan berlangsung selama beberapa waktu dan masih terlalu dini untuk memprediksi dampak pandemi terhadap kinerja Astra pada 2021," kata Djony, Jumat (26/2).
Berdasarkan kegiatan bisnisnya, mayoritas laba bersih yang didistribusikan ke Astra mengalami penurunan. Baik lini bisnis otomotif, jasa keuangan, alat berat, pertambangan, konstruksi, energi, infrastruktur, logistik, dan teknologi informasi mengalami penurunan. Hanya agrobisnis dan properti yang mengalami kenaikan secara tahunan.
Sektor bisnis yang besar di Kaltim sektor pertambangan mengalami penurunan. Sektor bisnis ini juga mengalami penurunan laba hingga 48,89 persen menjadi Rp 3,43 triliun. Penurunan ini terutama disebabkan penjualan alat berat dan volume kontrak penambangan yang lebih rendah akibat melemahnya harga batu bara hampir sepanjang tahun.