Vaksinasi Covid-19 untuk pendidik dan tenaga kependidikan diperkirakan rampung sebelum tahun ajaran baru dimulai. Pembelajaran tatap muka pun siap digelar bertahap.
SAMARINDA – Presiden Joko Widodo menargetkan semester dua 2021 siswa sudah bisa melakukan pembelajaran tatap muka. Sebab, saat itu diperkirakan proses vaksinasi untuk guru sudah beres. Sekolah-sekolah di Kaltim pun disebut siap untuk pertemuan tatap muka itu.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim Anwar Sanusi mengatakan, pada prinsipnya guru siap divaksin. Tetapi, yang jadi pertanyaan adalah kapan waktunya. Diakuinya, guru dan orangtua murid sudah lama ingin belajar tatap muka.
"Kalau Juli nanti pembelajaran tatap muka full, kita bangga dan senang sekali. Semua bisa belajar, kami senang kalau Juli bisa," kata Anwar.
Di Kaltim, dia menyebut, sekolah sudah siap. Semua sekolah sudah disarankan menyiapkan masker. Meskipun murid-murid juga pasti membawa masker. Hanya, ada kekhawatiran, misal, masker jatuh di sekolah.
"Sekolah sudah bikin masker. Kalau hand sanitizer dan cuci tangan sudah. Saya keliling di SMA 12 Samarinda yang notabene di pinggiran saja, sudah ada tempat cuci tangannya di depan kelas. Bagus sekali," sambungnya.
Dia melanjutkan, kalau nanti tatap muka dan ada permasalahan, sistemnya tetap bisa campur dengan daring. "Kami juga sebenarnya dari dulu sudah mengembangkan pembelajaran jarak jauh. Pada 2019 kami launching distance learning," sambungnya.
Jika sekolah tatap muka diberlakukan, jam belajar akan dilakukan tetap. Sebab, menurut Anwar, kalau sudah bisa full tatap muka, berarti sudah tak ada Covid-19.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menargetkan Juli nanti, kegiatan belajar tatap muka sudah bisa dilakukan. Sebab, proses vaksinasi untuk guru sudah kelar.
"Targetnya pada Juni nanti lima juta guru selesai divaksin,” ungkap Jokowi. Dengan begitu, saat tahun ajaran baru mendatang, sekolah bisa berjalan normal melalui pembelajaran tatap muka.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengungkapkan, kegiatan vaksinasi akan secara otomatis dilanjutkan untuk pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di daerah pada seluruh jenjang pendidikan, baik negeri maupun swasta, formal maupun nonformal, dan pendidikan keagamaan. Penyuntikannya bakal dilakukan secara bertahap. Mulai PTK di PAUD/RA/sederajat, SD/MI/sederajat, SLB, SMP/MTs/sederajat, SMA/MA/sederajat, hingga SMK. Terakhir, jenjang pendidikan tinggi atau sederajat.
“Vaksinasi itu akan dilaksanakan masing-masing Dinas Kesehatan daerah dengan menggunakan protokol kesehatan dari Kemenkes,” ujarnya.
Sekolah tatap muka diawali dari peserta didik pada jenjang PAUD, SD, dan SLB. Dilanjutkan SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Nadiem berpendapat, jenjang PAUD, SD, dan SLB menjadi prioritas karena paling terdampak dan kesulitan menghadapi pembelajaran jarak jauh (PJJ). Sebab itu, butuh untuk segera melaksanakan pembelajaran tatap muka. Meski begitu, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka tetap wajib mematuhi protokol kesehatan (prokes).