FASE knockout Liga Europa musim ini terbilang istimewa bagi allenatore AS Roma Paulo Fonseca. Pelatih berkebangsaan Portugal itu kembali merasakan nostalgia ketika hasil undian 16 besar tadi malam mempertemukan Giallorossi versus juara Ukraina Shakhtar Donetsk.
Padahal, Fonseca baru saja menuntaskan nostalgia sebelumnya saat menghadapi SC Braga pada 32 besar. Giallorosi dibawa Fonseca melewati klub asuhannya pada 2015—2016 itu dengan agregat 5-1. Ketika menangani SC Braga, Fonseca mampu mempersembahkan Taca de Portugal.
Nah, melawan Shakhtar merupakan nostalgia yang lebih berat bagi Fonseca. Sebab, periode terlama dalam karier kepelatihannya adalah bersama Hirnyky, julukan Shakhtar. Yakni, sejak meninggalkan SC Braga hingga 2019.
Tantangan Fonseca bertambah karena pelatih yang dijuluki Zorro tersebut tidak pernah menang jika bersua Shakhtar. Dalam dua pertemuan, pria 47 tahun itu selalu kalah. Itu terjadi ketika melatih SC Braga. Tepatnya ketika SC Braga keok dengan agregat 1-6 dalam perempat final Liga Europa.
”Mereka (Shakhtar, Red) ada dalam petualangan karierku dan aku mengecap momen-momen indah ketika bersama mereka,” ucap Fonseca di laman resmi AS Roma.
Bersama Shakhtar, Fonseca mampu memenangi tujuh gelar dalam tiga musim. Zorro sekaligus membukukan persentase kemenangan terbesar ketika melatih Shakhtar. Yakni, 74,1 persen hasil dari 103 menang dari total 139 pertandingan.
Meski bakal tidak mudah, ”kebiasaan” Fonseca menjinakkan mantan klub di Liga Europa bisa jadi modal. Sebelum mengeliminasi SC Braga musim ini, Fonseca dan Shakhtar juga menyingkirkan klub Portugal itu di fase grup 2016—2017. Shakhtar menang kandang 2-0 dan 4-2 di laga tandang. (io/dns/jpg/tom/k16)