PROKAL.CO,
Dampak pengetatan aktivitas masyarakat di awal tahun ini masih dirasakan pusat perbelanjaan di Bumi Etam. Selain kehilangan pendapatan yang signifikan, hingga saat ini rata-rata kunjungan per harinya belum kembali seperti akhir tahun lalu di mana kunjungan mal berada di angka 55 ribu orang. Saat ini turun hingga 50 persen.
BALIKPAPAN – Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Kaltim Aries Adriyanto mengatakan, semenjak pemerintah provinsi menerapkan kebijakan Kaltim Silent, pusat perbelanjaan harus menerima kenyataan pahit. Terutama pengelola mal di Balikpapan karena masyarakat yang akan masuk Kota Beriman harus melewati tes swab antigen.
“Kami mengalami kerugian cukup besar. Ini akibat menurunnya kunjungan ke Balikpapan karena untuk masyarakat yang datang melalui transportasi darat dilakukan swab antigen di perbatasan. Sementara transportasi laut ditutup,” katanya, Kamis (25/2).
Akibatnya, tingkat hunian hotel di Balikpapan hanya sampai 20 persen dan hal ini berdampak pula terhadap menurunnya kunjungan orang ke mal. Selain itu, bioskop dan permainan anak yang diharuskan tutup pada hari Minggu serta adanya kewajiban 75 persen work from home (WFH) mengakibatkan penurunan konsumen secara drastis.
“Para karyawan atau pekerja yang biasanya makan siang di mal, kini sudah sangat minim. Bahkan hampir tidak ada lagi. Pada akhir pekan yang biasanya momen ini mal ramai dikunjungi, kini terasa lebih sepi. Tidak seperti akhir pekan sebelum diberlakukannya PPKM dan Kaltim Steril,” ujar Aries.