Daya Beli Masih Jadi Ancaman

- Jumat, 26 Februari 2021 | 11:23 WIB
Mal yang terlihat sepi selama pandemi.
Mal yang terlihat sepi selama pandemi.

PANDEMI Covid-19 yang tak kunjung teratasi diproyeksikan masih menghantam daya beli masyarakat tahun ini. Hal ini tecermin dari inflasi yang cenderung melandai.

Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengatakan, tahun lalu merupakan tahun yang penuh tantangan terutama bagi perekonomian Balikpapan. Dampak pandemi Covid-19 memengaruhi penurunan daya beli masyarakat. “Oleh karena itu, program vaksinasi dan program pemulihan ekonomi nasional yang digulirkan pemerintah diharapkan mampu mendorong perekonomian di 2021,” katanya, Kamis (25/2).

Kepala Kantor Wilayah Bank Indonesia Balikpapan, Sri Darmadi Sudibyo menyampaikan, perkembangan inflasi Balikpapan cenderung melandai di sepanjang 2020. Inflasi Kota Minyak pada Desember 2020 tercatat sebesar 0,65 persen (year on year/yoy), lebih rendah dibandingkan 2019 di angka 1,88 persen (yoy).

Berdasarkan komoditasnya, rendahnya tekanan inflasi 2020 Balikpapan dipengaruhi penurunan tarif angkutan udara seiring berkurangnya permintaan di tengah pandemi Covid-19. Di sisi lain, apresiasi harga emas perhiasan secara gradual terus mengalami peningkatan yang mendorong inflasi.

Beberapa komoditas bahan makanan, seperti ikan-ikanan, telur ayam ras, cabai rawit, dan bawang merah turut memengaruhi pergerakan inflasi Balikpapan tahun lalu. Permintaan cenderung menurun.

Memasuki tahun ini, TPID Balikpapan mencermati adanya beberapa risiko yang akan mendorong peningkatan inflasi di Balikpapan seiring menguatnya permintaan di era new normal terutama setelah vaksinasi dan pemulihan ekonomi nasional.

Risiko lain bersumber dari normalisasi tarif angkutan udara, potensi kenaikan komoditas global khususnya crude palm oil (CPO) dan kedelai yang akan mendorong kenaikan harga bahan baku minyak goreng maupun harga tempe dan tahu, serta kondisi iklim yang kurang kondusif dengan curah hujan cenderung di atas normal terutama pada Maret hingga Mei 2021.

Mempertimbangkan risiko dan tantangan inflasi ke depan, pengendalian inflasi di Kota Minyak dilakukan melalui strategi 4K, yaitu keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif.

Sebagai upaya mengantisipasi risiko inflasi ke depan akan ditempuh beberapa langkah. Yakni melakukan pemantauan harga dan stok secara rutin, melanjutkan kegiatan urban farming untuk mendorong produksi sayuran, mendorong kerja sama antar daerah khususnya komoditas bawang merah dan komoditas pangan strategis lainnya.

Juga mendorong digitalisasi pembayaran pada pasar online yang terkoneksi dengan QRIS, serta melakukan pengelolaan ekspektasi masyarakat melalui program ulama peduli inflasi, talk show edukasi inflasi, video edukasi belanja bijak terutama mendekati Ramadan dan Lebaran. Selanjutnya, TPID Balikpapan meningkatkan sinergi dan kolaborasi antar-anggota agar inflasi Balikpapan 2021 tetap terjaga pada level 3 persen plus minus 1 persen. (aji/ndu/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB

Pengusaha Kuliner Dilema, Harga Bapok Makin Naik

Sabtu, 20 April 2024 | 15:00 WIB
X