PROKAL.CO,
PANDEMI Covid-19 yang tak kunjung teratasi diproyeksikan masih menghantam daya beli masyarakat tahun ini. Hal ini tecermin dari inflasi yang cenderung melandai.
Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengatakan, tahun lalu merupakan tahun yang penuh tantangan terutama bagi perekonomian Balikpapan. Dampak pandemi Covid-19 memengaruhi penurunan daya beli masyarakat. “Oleh karena itu, program vaksinasi dan program pemulihan ekonomi nasional yang digulirkan pemerintah diharapkan mampu mendorong perekonomian di 2021,” katanya, Kamis (25/2).
Kepala Kantor Wilayah Bank Indonesia Balikpapan, Sri Darmadi Sudibyo menyampaikan, perkembangan inflasi Balikpapan cenderung melandai di sepanjang 2020. Inflasi Kota Minyak pada Desember 2020 tercatat sebesar 0,65 persen (year on year/yoy), lebih rendah dibandingkan 2019 di angka 1,88 persen (yoy).
Berdasarkan komoditasnya, rendahnya tekanan inflasi 2020 Balikpapan dipengaruhi penurunan tarif angkutan udara seiring berkurangnya permintaan di tengah pandemi Covid-19. Di sisi lain, apresiasi harga emas perhiasan secara gradual terus mengalami peningkatan yang mendorong inflasi.
Beberapa komoditas bahan makanan, seperti ikan-ikanan, telur ayam ras, cabai rawit, dan bawang merah turut memengaruhi pergerakan inflasi Balikpapan tahun lalu. Permintaan cenderung menurun.
Memasuki tahun ini, TPID Balikpapan mencermati adanya beberapa risiko yang akan mendorong peningkatan inflasi di Balikpapan seiring menguatnya permintaan di era new normal terutama setelah vaksinasi dan pemulihan ekonomi nasional.