Tiga Desa Terpilih Jadi Desa Wisata

- Jumat, 26 Februari 2021 | 11:22 WIB
Potensi desa menjadi destinasi wisata cukup besar.
Potensi desa menjadi destinasi wisata cukup besar.

SAMARINDA - Pemerintah terus mengembangkan potensi desa wisata sebagai salah satu cara pemulihan ekonomi dari sektor pariwisata. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menunjuk 244 desa yang akan mendapatkan pendampingan dan dikembangkan sebagai desa wisata. Ada tiga desa di Kaltim yang terpilih, yakni Desa Pela, Kedang Ipil, dan Mentawir.

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kaltim Sri Wahyuni mengatakan, potensi desa menjadi destinasi wisata cukup besar. Menampilkan ciri khas dan nilai jual yang berbeda di setiap desa. Langkah menjadikan desa sebagai sebuah produk pariwisata sudah lazim. Untuk mencapai itu, perlu fokus dalam upaya-upaya pengembangan. Agar desa wisata yang hidup mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat.

“Untuk menjadi destinasi, desa wisata harus memiliki unsur pemberdayaan. Lalu fokus mengembangkan produk-produk daerahnya,” ujarnya, Kamis (25/2). Menurutnya, wisatanya pun harus dikelola dengan baik oleh pihak swasta, pemerintah, maupun dari desa.

Unsur pemberdayaan masyarakat harus ada agar meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Membangun desa wisata berawal dari Kemenparekraf. Desa wisata ini juga mendapat pendampingan, dan dikategorikan berbeda-beda. Yaitu desa wisata persiapan, berkembang, dan mandiri. Untuk di Kaltim, yang paling tinggi kategori desa berkembang dan paling banyak desa wisata persiapan.

“Desa wisata mandiri itu benar-benar pemasukan, perputaran ekonomi, semuanya sendiri, di Kaltim belum ada,” tuturnya.

Dia menjelaskan, di Kaltim dalam penguatan desa wisata ada tiga desa yang terpilih. Bersaing dengan 490 lebih desa wisata seluruh Indonesia. Ketiga desa terpilih itu adalah Desa Wisata Pela di Kukar, Kedang Ipil Kukar, dan Mentawir Penajam Paser Utara. Desa Pela berbasis sungai, utamanya yang ditawarkan adalah wisata melihat pesut di desa tersebut.

Sedangkan Desa Kedang Ipil berbasis alam budaya. Kedang Ipil memiliki air terjun yang memukau, desa ini disematkan menjadi desa budaya Kutai Adat Lawas. Sedangkan Desa Mentawir di Penajam Paser Utara berbasis hutan bakau. “Kita juga membentuk klaster-klaster, seperti basis hutan, bahari, dan agro,” jelasnya.

Klaster membuat Kaltim bisa memberikan penanganan yang berbeda. Sebab, kondisi penanganan tiap desa serta kebutuhannya berbeda. Jenis pendampingannya pun akan berbeda. Saat ini, pandemi juga menjadi faktor untuk mendorong desa wisata hadir. Karena keinginan kuat masyarakat untuk berlibur tinggi. Utamanya masyarakat Kaltim sendiri akan menjelajah daerahnya, sehingga tidak perlu naik pesawat keluar daerah.

Tapi, desa wisata ini juga harus dikelola dengan baik oleh masyarakat. Sebab, pengembangan pariwisata di desa membutuhkan peran masyarakat sekitarnya. “Kita juga membantu pengembangan SDM, lewat workshop, sosialisasi, dan pelatihan-pelatihan. Karena mewujudkan desa wisata harus dimulai membangun tim desa yang kuat,” pungkasnya. (ctr/ndu/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB

Pengusaha Kuliner Dilema, Harga Bapok Makin Naik

Sabtu, 20 April 2024 | 15:00 WIB
X