Wisata Samarinda, Ubah Tantangan Jadi Peluang

- Rabu, 24 Februari 2021 | 13:53 WIB
Ketua BPPD Samarinda Muhammad Zulkifli saat bertandang ke Kaltim Post Samarinda.
Ketua BPPD Samarinda Muhammad Zulkifli saat bertandang ke Kaltim Post Samarinda.

SAMARINDA - Pariwisata telah ditetapkan sebagai salah satu sektor prioritas yang perlu ditingkatkan. Sebab sektor ini paling mudah dan murah untuk dikembangkan, serta memberikan dampak langsung bagi peningkatan pendapatan masyarakat.

Sayang, saat ini masih banyak tantangan yang harus dihadapi pelaku pariwisata. Mulai minimnya infrastruktur pendukung pariwisata, hingga keterbatasan anggaran yang membuat pariwisata sulit berkembang. Kondisi ini membuat keberadaan Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Samarinda dianggap strategis dalam mendongkrak sektor ini.

Apalagi saat ini pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling terdampak akibat pandemi Covid-19. Kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) pada 2020 hanya mencapai 2.436.556 orang atau hanya mencapai 44,30 persen dari target. Jumlah itu turun drastis dibandingkan 2019 yang mencapai 7.085.381 orang atau 128,83 persen dari target.

Ketua BPPD Samarinda Muhammad Zulkifli mengatakan, Pemerintah Samarinda kembali membentuk BPPD pada akhir 2020 lalu. Sebab, pembangunan sektor kepariwisataan perlu dukungan sistematis, terencana dan terpadu serta berkelanjutan. Hadirnya BPPD diharapkan dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan citra kepariwisataan dan mempromosikan potensi wisata daerah.

“Lewat BPPD mari membangun citra pariwisata Samarinda dengan sebaik-baiknya, meski memang saat ini terdapat banyak tantangan. Namun, tantangan ini harus bisa kita jadikan peluang,” tuturnya saat berkunjung ke Kantor Kaltim Post, di Jalan Untung Suropati, Samarinda, Selasa (23/2).

Menurutnya, tugas utama BPPD yakni membangun citra pariwisata. Promosi berbagai destinasi sangat penting, namun tetap harus diimbangi dengan peran pemerintah dalam meningkatkan sarana dan prasarananya. Pariwisata itu tidak hanya soal kedatangan wisatawan, namun kualitas kedatangannya.

Wisatawan yang datang harus bisa menjadi pengunjung destinasi, menginap di hotel, beli oleh-oleh dan sebagainya. Hal itu baru bisa meningkatkan kualitas pariwisata serta memberikan dampak ekonomi yang luas bagi masyarakat.

“Namun, memang kita akui masih ada banyak tantangan, seperti minimnya infrastruktur pendukung. Padahal pariwisata itu yang terpenting konektivitasnya, jika masih rendah maka pariwisata sulit berkembang,” katanya.

Senada, Direktur Pelaksana BPPD Samarinda I Gusti Bagus Putra mengatakan, upaya promosi pariwisata tentunya harus diimbangi dengan kebijakan yang baik dari pemerintah, maupun pelaku usaha pariwisata. Namun, jika berbicara pengembangan pariwisata saat ini memang masih sulit. Anggaran masih sangat terbatas, bahkan anggaran pariwisata itu paling kecil di Kaltim.

“Padahal jika ingin pariwisata maju membutuhkan promosi, sedangkan promosi tersebut pasti membutuhkan anggaran,” ungkap pria yang juga menjadi Ketua Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Kaltim.

Menurutnya, BPPD bertugas meningkatkan citra pariwisata, kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara dan melakukan riset pengembangan pariwisata. Keberadaan BPPD strategis dalam mendongkrak pariwisata. Apalagi di tengah banyaknya keterbatasan akibat pandemi, BPPD yang tergabung dari lintas profesi tentunya harus bisa membangun kembali citra pariwisata.

“Lewat BPPD kita kembali perkuat sinergi pelaku usaha pariwisata, masyarakat, pemerintah dan stakeholder lainnya, untuk mengembangkan pariwisata,” pungkasnya. (ctr/ndu/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X