Ironis Ya...!! Cadangan Batu Bara Kaltim 25 Miliar Ton, Tapi Ratusan Desa Minim Listrik

- Rabu, 24 Februari 2021 | 20:00 WIB
ENERGI TERBARUKAN: Panel tenaga surya yang menyerap energi cahaya matahari untuk PLTS di salah satu desa di Kaltim. Foto lain, desa di Kukar yang belum teraliri listrik PLN.
ENERGI TERBARUKAN: Panel tenaga surya yang menyerap energi cahaya matahari untuk PLTS di salah satu desa di Kaltim. Foto lain, desa di Kukar yang belum teraliri listrik PLN.

Meski punya cadangan miliaran ton batu bara, urusan setrum di provinsi ini masih menjadi pekerjaan rumah. Sebab kekurangan masih terjadi di desa-desa. Opsi energi terbarukan juga menemui sejumlah dilema. Kendati begitu, semua desa tetap harus berdaya. Apalagi, katanya, Kaltim bakal jadi lokasi baru ibu kota negara.

Nofiyatul Chalimah, Samarinda

JAM menunjukkan pukul 12 malam. Lampu seketika mati dan kampung menjadi gelap gulita. Namun, tak lantas jadi viral seperti kisah di Pulau Jawa yang mati listrik selama beberapa jam. Di ratusan desa di Kaltim, kondisi ini sudah jadi makanan sehari-hari. Mereka harus terbiasa hidup terbatas dengan pasokan listrik minim.

Inilah yang dirasakan warga di Kecamatan Maratua, Berau. Kecamatan di pulau terluar Indonesia itu hanya bisa menikmati listrik sekitar delapan jam sehari. Keterbatasan listrik ini tak sebanding dengan keindahan alamnya yang masyhur hingga mancanegara.

“Hanya delapan jam menyala, dari jam 4 sore sampai jam 12 malam. Tapi, kita mohon ke PLN ditambah jamnya. Kami minta 12 jam saja,” terang Camat Maratua Marsudi.

Namun, kondisi saat ini bisa dibilang lebih baik dari sebelumnya. Listrik di kawasan ini sudah ditangani PLN. Mereka membangun pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) 1 megawatt. Pengoperasiannya pun sudah dimulai sejak 25 September 2020. Sementara ini, sudah terpasang jaringan di tiga dari empat kampung yang ada; Kampung Bohe Silian, Payung-Payung, dan Teluk Harapan.

Kecamatan pun tengah bersurat agar bisa segera dibangunkan jaringan sepanjang 17 kilometer dari PLN ke kampung lainnya yaitu Teluk Alulu. “Kami juga meminta agar dibangun satu pembangkit lagi untuk cadangan di Maratua,” imbuh dia.

Sebenarnya, desa-desa di Maratua ini sudah memiliki pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Hanya, usianya sudah sekitar tujuh tahunan. Permasalahan pun muncul, karena baterai pada PLTS rusak. Namun, meskipun dahulu sudah menikmati PLTS, energinya pun masih terbatas. Warga pun sebagian juga masih memanfaatkan generator set (genset) untuk sumber listrik. Itupun hanya mereka yang tergolong mampu.

Untuk menerangi desa-desa di pulau ini memang bukan perkara mudah. Saat peresmian PLTD pada September 2020, PLN harus berjibaku melawan ombak membawa logistik pembangunan ke Maratua. Meski begitu, cakupan dan peningkatan pelayanan listrik terus diupayakan. Desa-desa perlahan diterangi.

Manajer Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan (UP2K) PLN Kaltim Rahmatan mengatakan, tahun ini pengembangan listrik bakal dilakukan di 30 desa Kaltim. “Sementara jalan yang kami rencanakan bisa beroperasi tahun ini ada tujuh desa, empat di Kutai Barat, tiga di Berau. Tambahannya rencana 23 desa. Kalau lancar, insyaallah tahun ini bisa ada 30 desa. Tujuh desa tadi sementara konstruksi, itu kami mulai di akhir 2020,” terang Rahmatan.

Diakui Rahmatan, untuk membangun jaringan ke berbagai desa memang tidak mudah. Perkaranya adalah akses. Belum lagi lahan untuk pembangunan jaringan. Di Kaltim, tak semua akses jalan mulus. Apalagi ke berbagai desa dan pedalaman daerah. Tak bisa sekadar mobil biasa untuk menembusnya. Maka, membawa logistik untuk membangun jaringan seperti tiang, kabel, dan sebagainya juga perlu tenaga dan upaya ekstra.

Meski begitu, pihaknya tak mau patah arang. Sebab, keinginan masyarakat mendapat listrik PLN cukup tinggi. Dia pun putar otak, jika desa tersebut cukup terisolasi dan tidak mungkin menarik jaringan yang sudah ada.

Opsi yang mungkin adalah membangun pembangkit listrik di desa tersebut. Seperti pembangunan PLTS. Hanya, PLTS ini harus benar-benar dirawat dan onderdil yang digunakan juga berkualitas baik. Sehingga, PLTS bisa berumur panjang.

Diterangkan Manajer PLN ULP3 Samarinda Yuliandra bahwa saat ini pihaknya tengah mengusahakan agar seluruh desa bisa diterangi. Namun, perlu dukungan berbagai pihak. Di Kaltim sendiri, dari 1.038 desa, masih ada 224 desa yang belum mendapat setrum dari PLN (selengkapnya lihat grafis). Hanya Bontang, Samarinda, Balikpapan, dan Penajam Paser Utara (PPU) yang seratus persen diterangi PLN. 

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X