PROKAL.CO,
Samarinda, 10 Juni 1962, Rusmadi Wongso lahir. Dia tumbuh dan besar di ibu kota Kaltim. Tak jauh dari Sungai Karang Mumus (SKM). Sehingga, dia paham benar dengan perkembangan kondisi SKM.
BERSAMA teman-temannya, Rusmadi beradu skill dengan si kulit bundar. Kakinya meliuk-liuk menggiring bola. Lapangan kecil di kawasan Sungai Dama, jadi saksi sejarah ia mampu memimpin timnya selalu menang saat bertanding.
Selepas bermain bola, tubuhnya “diempaskan” ke SKM, yang notabene saat itu masih cukup jernih. “Malah sering lho dulu minum air karang mumus itu,” ungkapnya. Cerita yang juga tak bakal lekang di benak Rusmadi adalah momen dirinya yang saat itu masih duduk di bangku sekolah dasar, tepatnya kelas IV, sudah membantu orangtuanya berjualan. “Benar, jualan es lilin,” sambungnya.
Momen yang dia ingat benar adalah bertemu dengan teman yang menginginkan sekali es lilin, namun tak memiliki uang. “Ya diberikan begitu aja, alhamdulillah ada hari itu ada ibu-ibu borong jualan saya, ditambah bonus lagi,” ceritanya. Dia juga kerap menyusuri tepi sungai untuk berjualan. Karena SKM kala itu juga sudah menjadi urat nadi perekonomian Kota Tepian.
Harian ini menunjukkan beberapa dokumentasi khusus. Foto tersebut rupanya membuat Rusmadi mengulang kembali memori semasa muda. Yakni, saat berfoto sebelum ajang perlombaan gerak jalan.