Di Berau, area blank spot masih cukup tinggi. Terlebih untuk daerah Kecamatan Kelay, terdapat sembilan kampung yang mengalami kesulitan sinyal. Untuk menindaklanjuti hal tersebut, Komisi III DPRD Berau bersama dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) menggelar rapat, (22/2).
TANJUNG REDEB–Di rapat tersebut, Kepala Diskominfo Berau Susila Harjaka menuturkan, untuk Berau memang masih di atas 30 persen untuk area blank spot. Meski begitu, pada tahun lalu untuk pendidikan, dia mengatakan telah memasang VSAT di 23 lokasi, baik sekolah maupun puskesmas.
“Tak dimungkiri, memang masih cukup tinggi,” katanya. Blank spot yakni area belum terjangkau infrastruktur telekomunikasi, baik itu signal GSM baik 3G maupun 2G. Dia menuturkan, untuk memastikan area Berau tidak ada blank spot, pihaknya akan bekerja sama dengan DPRD Berau dan pihak ketiga, dalam hal ini perusahaan. “APBD terlalu kecil, jadi berharap adanya bantuan pihak ketiga, maupun dari kampung,” bebernya.
Adanya support dari dewan untuk semua, karena rata-rata pendidikan saat ini membutuhkan jaringan untuk belajar-mengajar menggunakan sistem dalam jaringan (daring) alias online. Dia menyebut, kendala terbesar bagi Diskominfo karena anggaran yang cukup rendah, bahkan terendah ke tiga di Berau. “Memang benar, paling rendah ketiga kami untuk anggaran. Anggarannya cukup untuk biaya sewa dan bayar tenaga kontrak. Kurang lebih Rp 2 miliar,” tuturnya.
Sementara itu, Wakil Ketua I DPRD Berau Sarifattul Syadiah mengatakan, pihaknya akan mendukung penuh untuk pengadaan jaringan di area blank spot di Bumi Batiwakkal. Dia menuturkan, meski anggaran saat ini sedang turun, dia berjanji akan membawa masalah tersebut ke provinsi.
“Kami akan dukung, kalau tidak bisa di-backup di sini, kemungkinan akan bantuan dari provinsi. Tapi kan anggaran saat ini memang sedang turun,” ujarnya.
Dia melanjutkan, untuk sementara kemungkinan akan memanfaatkan dana kampung untuk membangun repeater, dengan anggaran mencapai Rp 300–400 juta. Namun, Sari mengatakan akan mencoba berkolaborasi dengan dari semua sektor. Agar jaringan di Berau bisa menyentuh seluruhnya.
“Di anggaran 2021 coba data kembali, mana yang bisa selesai dalam waktu dekat dengan pengadaan repeater. Kami juga akan berjuang sampai ke provinsi untuk menggelontorkan anggaran ke Berau, demi membangun jaringan yang ada di kampung yang masih blank spot,” jelasnya.
Sesuai dengan pembahasan tadi, untuk Teluk Sumbang, Kecamatan Bidukbiduk, dan Payung-Payung, Kecamatan Maratua, kemungkinan akan dibantu provinsi untuk pembangunan tower, dengan menelan anggaran Rp 1,8 miliar per tower.
“Informasinya tahun depan, tapi kami akan bawa masalahnya ke provinsi, agar bisa dibantu,” pungkasnya. (kpg/hmd/dra/k8)