PROKAL.CO,
Pemberian stimulus uang muka 0 persen untuk pembelian rumah dan mobil baru diprediksi tidak akan berjalan maksimal. Sebab, saat ini bank masih selektif dalam mencairkan kredit seiring kemampuan keuangan calon nasabah yang terganggu pandemi corona.
SAMARINDA- Pengamat Ekonomi Kaltim Aji Sofyan Effendi mengatakan, aturan itu sebenarnya bagus untuk meningkatkan konsumsi masyarakat. Namun, kurang tepat karena uang muka 0 persen hanya meringankan di awal, namun pembayaran tiap bulan akan berat. Bahkan lebih berat karena harus menanggung down payment (DP) yang tidak dibayarkan tadi.
“Kalau ingin meningkatkan daya beli tidak begitu caranya, harus memikirkan kontinuitasnya. Artinya meringankan konsumen dalam pembayaran kredit setiap bulannya,” jelasnya, Senin (22/2). Sehingga dia menyebut DP 0 persen tidak akan memberi banyak manfaat. Tujuannya memang memicu konsumsi, tapi kalau dalam situasi income per kapita menurun, tentu tidak akan menarik konsumen.
“Income menurun mengakibatkan konsumsi menurun. Jangankan DP 0 persen, dikasih diskon 50 persen saja belum tentu masyarakat bisa membeli. Sebab, kondisi keuangan memang sedang menurun,” tegasnya.
Dibeberkan Aji, stimulus yang lebih tepat saat ini yakni penurunan bunga kredit. Sebab itu bersifat kontinu. Dalam jangka panjang masyarakat bisa membayar tagihan setiap bulan dengan harga yang lebih rendah. Itu jauh lebih berguna dalam situasi saat ini, dibandingkan DP 0 persen karena hanya meringankan di awal.