BALIKPAPAN-- Tidak ada lagi tanda-tanda aktivitas di area pengerjaan penggalian sumur baru di dekat gedung olahraga (GOR) samping Kelurahan Baru Ulu. Penggalian sumur tersebut bertujuan menambah debit air untuk Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) Baru Ulu.
Pengerjaan sumur itu berdasarkan nomor kontrak 09/1421002/7-i/XII/2019-G. Dengan nilai kontrak Rp 1.726.074.000. Yang semula ditargetkan dikerjakan selama 120 hari. Proyek yang dikerjakan sejak Februari 2020 lalu pun sempat mengalami kendala mobilisasi dikarenakan kebijakan saat pandemi.
Ketika diwawancarai, Lurah Baru Ulu Muhammad Rizal menuturkan, selain di dekat GOR, PDAM juga melakukan pengeboran sumur yang berada di dekat PGRI 7 Balikpapan Barat. Kedalaman galian kedua sumur telah mencapai 200 meter. Letak kedua sumur masih berada di kawasan yang sama, RT 39 Baru Ulu.
"Yang saya tahu hanya satu sumur yang berhasil digali di dekat PGRI 7, kalau yang dekat kantor (kelurahan) tidak ada airnya. Sudah beberapa kali PDAM mencoba mencari sumber air tapi tidak ketemu," sebutnya.
Agustus 2017, PDAM sebenarnya telah membuat tiga sumur bor. Akan tetapi, hanya dua sumur yang bisa memproduksi air. Air yang didapatkan pun dalam sehari hanya 19-22 liter per detik. Air yang didapatkan dari sumur akan diolah terlebih dulu di IPAM Baru Ulu sebelum didistribusikan ke pelanggan.
Jumlah debit yang dihasilkan jauh dari kebutuhan yang diharapkan, yakni 50 liter per detik. Padahal diharapkan penambahan dua sumur baru tersebut mampu menyokong debit air yang ada dan memenuhi kebutuhan pelanggan.
Agar IPAM Baru Ulu dapat mandiri, dan mampu meng-cover pelanggan di wilayah Gunung Bugis, Sidodadi dan Sidomulyo. Karena selama ini kebutuhan air di Kampung Baru masih disokong IPAM Kampung Damai dan IPAM Km 8.
Mengenai sumur yang berhasil digali, Rizal mengatakan tidak mengetahui perkembangannya, apakah debit air mencukupi. Ia pun mengaku tidak mengetahui pasti. Kelanjutan dari proyek juga masih belum ada.
"Hasil pengeboran belum diinformasikan kepada kelurahan. Kalau kami (kelurahan) sifatnya melakukan pemantauan di lokasi. Yang kami tahu, bagi rumah warga yang terdampak dari pengeboran dilakukan perbaikan," ujar Rizal.
Baik warga, maupun Ketua RT 27 yang berseberangan dengan RT 39 beberapa kali bertanya, karena berharap kedua sumur baru itu menghasilkan sumber air tambahan. Dengan hanya satu sumur yang berhasil, tentu debit air belum stabil.
"Kami tidak diberitahukan jangka waktu pengerjaan, karena tidak ada laporan. Kami pikir kami masih berlanjut. Jadi kami ingin tahu, sampai kapan pengerjaan sumur itu? Apakah masih berlanjut atau stop? Sebab, kan tidak ada lagi pengerjaan," tutupnya. (lil/ms/k15)