Musim Durian Kali Ini yang Tak “Seruntuh” Tahun Lalu, Meski Pandemi, Harganya Malah Makin Mahal

- Senin, 22 Februari 2021 | 15:01 WIB
STOK TERBATAS: Wandi tengah menata durian di kiosnya di Jalan MT Haryono, Balikpapan, Jumat (19/2). FUAD MUHAMMAD/KP
STOK TERBATAS: Wandi tengah menata durian di kiosnya di Jalan MT Haryono, Balikpapan, Jumat (19/2). FUAD MUHAMMAD/KP

Saban tahun musim durian selalu datang. Pedagang king of fruit itu mendadak memenuhi sejumlah sudut kota di Balikpapan. Mereka mencari peruntungan di tengah musim durian.

 

PANDEMI Covid-19 benar-benar membuat rencana sejumlah pedagang durian berantakan. Mestinya ketika musim buah itu, mereka bisa mendapatkan untung yang berlipat. Namun, tahun ini tak semujur awal tahun lalu. Tak hanya wabah virus asal Wuhan, Tiongkok, itu yang jadi hambatan. Persoalan lain adalah sejumlah daerah gagal panen akibat musim kemarau yang disebut singkat.

Kini omzet mereka disebut menurun hingga dua kali lipat dibandingkan sebelum pandemi. “Biasa semalam bisa dapat Rp 20 juta. Awal tahun lalu sebelum pandemi masih dapat. Sekarang (masa pandemi) hanya Rp 10 juta,” tutur Wandi, seorang agen durian di Balikpapan, Jumat (19/2).

Dia menyebut, durian melak masih menjadi primadona. Selain dagingnya yang tebal dan lembut, durian melak punya rasa yang manis dengan kadar yang pas di lidah. Hingga tidak membuat mual meski dimakan dalam jumlah banyak. “Harganya juga dianggap sesuai dengan rasa,” ucapnya.

Harga tidak menunjukkan murah. Malah, harga durian melak cenderung lebih mahal dibandingkan durian dari daerah lain. Penjualannya yang per buah atau per tiga buah, bukan dalam kilogram seperti durian montong, membuat konsumen kelas menengah lebih memilih membeli durian melak.

“Untuk saat ini harga durian melak naik. Sebelumnya Rp 50–70 ribu per buah, kini Rp 100 ribu. Kalau Rp 200 ribu dapat tiga. Kalau montong per kilogramnya Rp 70 ribu,” kata pria 25 tahun itu.

Kenaikan harga durian melak itu disebut karena stok yang tersedia tidak banyak. Panen pun terlambat. Seharusnya durian sudah bisa “membanjiri” pasar pada September atau Oktober setiap tahun. Namun, kali ini, baru Februari banyak durian yang baru bisa dilepas ke pedagang. “Ya, tahun ini telat sekali. Ini karena banyak hujannya,” ungkapnya.

Untuk memenuhi stok durian selain durian melak bisa juga dari Banjarmasin, Kalsel, dan Sulawesi. Namun, akibat banjir besar di Kalsel beberapa waktu lalu, banyak petani yang gagal panen. Sementara bagi Wandi, mendatangkan durian dari Sulawesi bukan pilihan yang tepat pada situasi saat ini. “Dari Kalsel kosong dan kalau ambil dari Sulawesi berat di jarak dan ongkos,” ungkapnya.

Durian tidak bisa bertahan lama. Kata Wandi, untuk durian melak misalnya, begitu durian sampai di tangannya, dia hanya punya waktu tiga hari menjualnya dengan harga normal. Selepas tiga hari, dia akan banting harga. Sebab, durian yang ada sudah menurun kualitasnya.

“Durian melak ini dipanen yang jatuh. Jadi, memang matangnya pas, jadi lebih cepat waktunya (sebelum busuk). Jadi lebih dari tiga hari dijual murah, yang penting bisa menutupi modal,” tuturnya.

Meski lebih mahal dan kondisi ekonomi masyarakat sedang menurun, Wandi menyebut, masih memiliki pelanggan setia. Banyak dari konsumennya membeli durian untuk khasiatnya. Khususnya pria, mengonsumsi durian dengan rasa manis dan pahit dalam satu biji durian dipercaya bisa manjur meningkatkan kemampuan vitalitas. “Katanya begitu. Apalagi ditambah sup kambing. Saya sendiri belum coba karena tidak perlu,” ujarnya.

Bagaimana soal durian meningkatkan imunitas untuk menghadapi virus seperti corona? Wandi menyebut, puluhan tahun berjualan durian, dirinya hingga kini belum mendapatkan informasi soal manfaat tersebut. Pun tak ada konsumennya yang membeli dengan alasan agar terlindung dari Covid-19. “Belum pernah dengar bisa seperti itu (meningkatkan imun tubuh),” sebutnya.

Di sisi lain, tak banyak yang bisa dilakukan Wandi untuk bisa meningkatkan penjualan. Saat ini metode yang masih digunakan adalah menyuplai durian ke sejumlah pedagang yang menggunakan pikap. Yang biasa berjualan di pinggir jalan di Balikpapan. Beberapa pedagang durian yang ditemui awak media ini pun menyebut mendapat buah dari Wandi.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X