PROKAL.CO,
JAKARTA- Bank Indonesia (BI) yakin kredit kembali tumbuh pada triwulan I 2021. Khususnya, dari pembiayaan korporasi. Sejalan dengan upaya pemerintah yang telah menelurkan berbagai stimulus terkait relaksasi pembiayaan. Sementara, untuk laju kredit rumah tangga diperkirakan masih terbatas dalam tiga dan enam bulan ke depan.
Optimisme itu terlihat dari saldo bersih tertimbang (SBT) kebutuhan pembiayaan korporasi tiga bulan mendatang yang mencapai 27,1 persen. Naiknya kebutuhan pembiayaan terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian, pertanian, perikanan, kehutanan, informasi dan komunikasi, serta real estat.
"Kebutuhan pembiayaan mayoritas untuk mendukung aktivitas operasional," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono (19/2). Ada juga yang digunakan untuk memulihkan permintaan domestik pasca new normal, membayar kewajiban jatuh tempo, dan investasi. Sebagian rencana kebutuhan pembiayaan korporasi menggunakan kredit bank. Namun, ada juga yang menggunakan dana sendiri dari laba yang ditahan.
Pada Januari 2021, pemenuhan pembiayaan melalui perbankan meningkat signifikan dari bulan sebelumnya. Dari 8,7 persen menjadi 16,5 persen. Sebab, debitor memilih pembiayaan berdasarkan aspek kemudahan dan kecepatan mendapat dana, biaya (suku bunga), dan optimalisasi fasilitas eksisting.
Di sisi lain, pembiayaan rumah tangga masih terbatas. Hasil survei permintaan pembiayaan rumah tangga pada Januari 2021, 86,6 persen dari total responden menyatakan tidak melakukan penambahan pembiayaan. Hanya 2,4 persen responden yang berencana menambah kredit pada tiga bulan mendatang. Juga, 2,4 persen responden baru akan mengajukan kredit enam bulan nanti.
"Berdasar jenis penggunaannya, mayoritas berupa kredit multiguna (KMG), kredit pemilikan rumah, dam kredit kendaraaan bermotor yang diajukan ke perbankan," terang Erwin.