Kaya Mendadak

- Sabtu, 20 Februari 2021 | 10:59 WIB

Bambang Iswanto

Dosen Institut Agama Islam Negeri Samarinda

 

 

DESA Sumurgeneng di Tuban memiliki nama baru, Kampung Miliarder. Desa yang dulunya tidak dikenal banyak orang, tiba-tiba viral karena sebagian penduduknya memborong 176 mobil, 17 di antaranya diantar secara serentak.

Konvoi truk pengangkut mobil baru tersebut sontak menjadi perbincangan netizen, karena pembelinya adalah warga Desa Sumurgeneng. Penduduk yang dulu biasa-biasa saja, sekarang banyak yang kaya mendadak. Dapat durian runtuh. Pertamina membeli tanah mereka untuk kepentingan proyek kilang minyak.

Informasi dari investigasi sebuah stasiun televisi swasta, mereka dapat ganti untung bervariasi sampai Rp 26 miliar. Rerata pemilik lahan mendapat ganti Rp 8 miliar. Mungkin dalam mimpi terliar mereka, tidak pernah memegang uang sebanyak itu. Jangankan miliaran, puluhan juta rupiah saja mungkin sudah menjadi hal yang susah dibayangkan.

Bisa jadi karena bingung memegang uang sebanyak itu untuk membeli apa, sebagian dari mereka mengatakan ikut-ikutan membeli mobil baru. Barang yang mereka sudah lama impikan untuk dimiliki. Jadilah mereka membeli mobil secara berjamaah.

Meski sebagian orang kaya baru tersebut bingung, sebagian lain dikabarkan sudah memiliki rencana mulia. Selain dibelikan mobil, sebagian dari mereka ada yang sudah berniat naik haji, atau memberangkatkan haji orangtua dan kerabat mereka dari harta mendadak tersebut. Sebagian ada pula yang mendirikan Taman Pendidikan Al-Qur’an.

Sebagian lain juga sudah berpikir menginvestasikan dengan membeli tanah baru atau investasi usaha lainnya. Kelompok seperti ini sudah menyadari bahwa sebanyak apapun harta yang dimiliki, jika dipakai untuk kepentingan konsumtif pasti akan habis dengan cepat. Karena belanja yang didasarkan atas keinginan (wants), bukan kebutuhan (needs) tidak pernah menemukan titik puas.

Bagi mereka yang dapat harta berlimpah secara mendadak tersebut adalah karunia Tuhan yang harus disyukuri. Apalagi didapat di tengah kondisi perekonomian yang disebut lesu seperti sekarang sebagai imbas pandemi Covid-19 yang belum berakhir. Di saat orang lain sedang kesusahan, Tuhan ternyata memberikan mereka limpahan harta.

Di saat orang lain berpikir dan bekerja keras bagaimana cara mendapatkan sesuatu yang bisa dimakan keluarga untuk sehari. Mereka diberi nikmat bisa membeli keperluan tersier, di atas kebutuhan primer dan sekunder.

Semoga saja mereka tidak lupa berbagi kepada yang lain, sebagai ungkapan syukur atas kekayaan mendadak yang didapat. Bukan terlena apalagi kebingungan membelanjakan harta berlimpah dadakan tersebut.

Hampir semua orang ingin kaya dan tidak ingin jatuh miskin. Maka tidak salah jika urusan kaya menjadi harapan dan doa hampir semua orang. Agama juga memang mengarahkan manusia menjadi kaya. Banyak perintah agama yang baru bisa dilaksanakan dengan media harta yang dimiliki.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X