Pada 26 Februari nanti, Andi Harun yang berpasangan dengan Rusmadi Wongso, sebagai wali kota dan wakil wali kota Samarinda terpilih, dijadwalkan bakal dilantik. Lantas, bagaimana kesiapannya.
KARIER Andi Harun atau pria yang akrab disapa AH itu memang moncer di dunia perpolitikan. Membuatnya benar-benar mantap memimpin Samarinda. Kekuatannya bertambah dibarengi tandem bersama Rusmadi, yang punya latar belakang birokrat.
Saat ngobrol santai bersama Kaltim Post yang diselenggarakan di Warkop Bagios, dan disiarkan di kanal media sosial (medsos) Kaltim Post, lewat YouTube, Instagram, dan Facebook, AH sedikit menyinggung masalah Kota Tepian. “PR-nya memang banyak, tapi pelan-pelan dibenahi,” ucapnya.
AH menuturkan, masalah di Samarinda memang sudah sangat banyak. Begitu kompleks. Sembari menanti pelantikan wali kota, yang rencananya dilakukan serentak dengan daerah lain, AH kerap berkeliling Samarinda. Beberapa titik sudah didatangi. Seperti pasar, kawasan SKM, daerah yang kurang teraliri air bersih, titik macet. Termasuk kawasan yang kerap jadi pusat banjir.
Namun, untuk di awal, AH bersama Rusmadi memfokuskan ke penanganan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Disebutnya, ada program jangka pendek, menengah, hingga panjang. “Tapi masyarakat butuh kerja cepat, dengan bujet rendah, tapi bisa dilihat langsung masyarakat, dan itu ada di program 100 hari kerja kami,” ungkapnya. “Enggak bisa dibenturkan antara penanganan Covid-19 di bidang kesehatan, dengan pemulihan ekonomi. Insyaallah, setelah pelantikan, semua wajib pakai masker, tidak ada toleransi,” imbuhnya.
Pengetatan ketat bakal lebih ketat. Bahkan, setelah pelantikan nanti, ia akan merevisi perwali yang sebelumnya sudah diberlakukan.
“Tentu soal denda. Bisa saja dinaikkan. Mungkin yang sebelumnya Rp 3 juta, bisa Rp 25 juta atau lebih,” ungkapnya. Selain itu, sanksi kerja sosial mungkin tidak sekadar 15 menit, bisa satu jam bahkan lebih. Pada momen ngobrol santai itu, AH juga meminta maaf kepada masyarakat yang nantinya lebih ketat terkait protokol kesehatan. “Semua tentu kepentingan masyarakat. Demi keberlangsungan juga. Ingat, masker protokol kesehatan itu penting,” tegasnya.
Selain itu, terkait instruksi gubernur yang meminta setiap Sabtu dan Minggu untuk berdiam di rumah bakal ditiadakan. “Sebenarnya tujuan itu bagus, tapi aspek mata rantainya harus dievaluasi, soalnya setiap menjelang akhir pekan pusat perbelanjaan jadi ramai. Sehingga harus dipikirkan juga,” ungkapnya. Selain masalah Covid-19, yang tak kalah penting tentunya masalah klasik yang tak kunjung selesai, yakni banjir.
Beberapa strategi bahkan sudah disiapkan secara khusus oleh AH dan Rusmadi. Dua titik dijadikan target awal untuk bisa diatasi, yakni kawasan DI Panjaitan dan persimpangan Sempaja. “Tentu akan menyeluruh, dan perlahan akan bisa ditangani, ditargetkan dua tahun berjalan banjir mulai kurang 40–60 persen. Tentunya Samarinda menuju perubahan,” tutupnya. (dra2/k8)