Kapolsek Perempuan dan 11 Polisi Ditangkap, Hasil Tes Urine Positif Sabu-Sabu

- Kamis, 18 Februari 2021 | 14:40 WIB
Kompol Yuni Purwanti (instagram)
Kompol Yuni Purwanti (instagram)

BANDUNG– Citra Polri yang sedang dibangun Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo tercoreng ulah jajarannya sendiri. Di Kota Bandung, Kapolsek Astanaanyar Kompol Yuni Purwanti bersama sejumlah anak buahnya diduga kuat mengonsumsi sabu-sabu. Mereka kini diamankan Polda Jawa Barat.

Kasus itu berawal dari laporan masyarakat yang masuk ke Mabes Polri. Laporan tersebut kemudian ditindaklanjuti Tim Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Jabar. Sebanyak 12 anggota Polri diperiksa. ’’Kini sedang dilakukan pengembangan. Total ada 12 personel Polri yang diamankan, termasuk Kapolsek,’’ ujar Kabidhumas Polda Jabar Kombes Erdi A. Chaniago kemarin (17/2), seperti dilansir Radar Bandung.

Namun, Erdi belum bisa memastikan apakah seluruh anggota Polri itu berasal dari Polsek Astanaanyar. Yang jelas, berdasar hasil tes urine, ada beberapa orang yang dinyatakan positif mengonsumsi sabu-sabu. Termasuk Kompol Yuni.

Divpropam Polda Jabar berhasil mengamankan barang bukti sabu-sabu seberat 7 gram. Namun, menurut Erdi, sabu-sabu itu sebenarnya barang bukti dari kasus narkoba yang ditangani Direktorat Narkoba. ’’Tapi, yang di polsek itu tidak ada (barang bukti, Red),’’ ucapnya.

Erdi melanjutkan, kasus tersebut masih didalami. Jika terbukti melanggar, belasan anggota Polri itu bisa mendapat sanksi tegas. Mulai penurunan pangkat hingga pemecatan.

Meski Kapolsek Astanaanyar dan beberapa anak buahnya diamankan, Erdi memastikan pelayanan publik di mapolsek tidak terganggu. ’’Roda organisasi harus terus berjalan. Sistem sudah berjalan walaupun ada yang tidak hadir, kan ada wakil dan personel lainnya,’’ jelasnya.

Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Institute for Criminal Justice Reform (ICJR) Erasmus Napitupulu menyatakan, kasus di Astanaanyar tersebut menunjukkan gagalnya kebijakan narkotika di Indonesia. Sebab, oknum yang terlibat bisnis gelap itu justru masuk dalam sistem. ’’Isunya memang kesehatan, bukan pidana. Ada oknum yang sudah jadi sistem, makanya nggak turun-turun kasus dan peredarannya. Sebab, yang untung pasar gelap dan oknum,’’ tuturnya. (muh/c18/oni)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X