Memiliki dua profesi yang berbeda, tak membuat Bripka Mei Mahatthir Gamayel kerepotan. Pasalnya, anggota kepolisian yang juga komika Balikpapan ini, malah memadukan kedua pekerjaan tersebut.
Menekuni dunia komedi sejak 2011, tak membuat salah satu anggota Polresta Balikpapan ini menjadikannya suatu masalah. Malahan, bakat komedi yang dimiliki menjadi nilai tambah.
Bripka Mei Mahatthir Gamayel, atau yang akrab disapa Gamayel ini menampik kedua profesinya bertolak belakang. Kata dia, dalam satuan kepolisian yakni Satuan Pembinaan Masyarakat (Satbinmas) hobinya berguna. Terkait dengan tugasnya memberi penyuluhan dan berinteraksi kepada masyarakat.
Melalui penyuluhan yang diberikan, lanjutnya, pihak kepolisian dapat menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas). Di satuan ini pula, Gamayel bergabung.
“Saya masuk ke sana dengan gaya stand up comedy, jadinya masyarakat lebih senang,” ujarnya.
Sehingga, ia menyebut keduanya bisa menghasilkan korelasi baru. Saat tampil sebagai komika, dirinya menyampaikan visi-misi seorang polisi. Sebaliknya saat bertugas, ia kerap menyelipkan guyonan di dalamnya.
Bahkan pria kelahiran Balikpapan, 30 Mei 1984 ini, mendapat predikat sebagai salah satu pelopor polisi modern. Melalui penghargaan yang ia terima sekitar 2018 tahun, oleh Kepala Barharkam Polri.
Apresiasi tersebut diterima, karena dirinya yang mampu memberi sosialisasi kepada masyarakat dengan teknik yang lebih segar dan mudah diterima masyarakat.
Diakui oleh Gamayel, watak usil membuatnya tertarik komika sejak sepuluh tahun lalu. Hingga ia tertarik pada acara di salah satu stasiun televisi, yakni Stand Up Comedy.
Nyatanya menjadi juara ketiga di kontes yang diikuti beberapa tahun silam, tak semudah yang dibayangkan. Pria 36 tahun ini hampir meninggalkan ajang tersebut, disebabkan profesi aslinya.
“Karena di Balikpapan, saya polisi pertama yang mengikuti kompetisi Stand Up Comedy. Ada pertentangan dari pimpinan, sampai akhirnya dikasih izin,” ceritanya.
Pro-kontra yang diterima sempat membuatnya bimbang. Bahkan pasrah, jika harus meninggalkan ajang yang diikuti. Sebab, menjadi komika ialah hobi, sedangkan polisi ialah cita-citanya sedari kecil.