Memaklumi Minimnya Kunjungan Wisatawan

- Kamis, 18 Februari 2021 | 12:57 WIB
Secara kumulatif, jumlah wisman yang berkunjung ke Kaltim pada periode Januari-Desember 2020 hanya sebesar 589 kunjungan.
Secara kumulatif, jumlah wisman yang berkunjung ke Kaltim pada periode Januari-Desember 2020 hanya sebesar 589 kunjungan.

SAMARINDA - Keindahan alam yang dimiliki Kaltim bagaikan surga bagi para wisatawan yang berkunjung. Dimulai dari pemandangan bawah laut yang menakjubkan dan keindahan alam yang masih terjaga dengan berbagai macam spesies flora dan fauna. Sayangnya, selain kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang minim, tahun lalu wisatawan nusantara (wisnus) juga rendah.

Secara kumulatif, jumlah wisman yang berkunjung ke Kaltim pada periode Januari-Desember 2020 hanya sebesar 589 kunjungan. Sedangkan kunjungan wisnus pada 2020 hanya 2.436.556 orang. Jumlah itu sangat jauh dari target kunjungan wisnus yang mencapai 5,5 juta orang. Secara persentase hanya tercapai 44,30 persen.

Sekretaris Badan Promosi Pariwisata Kaltim HM Zulkifli mengatakan, penurunan kunjungan wisatawan sangat wajar. Dan semua pihak memaklumi kondisi itu. Mengingat kasus pandemi Covid-19 terjadi hampir di sepanjang 2020. “Jika ingin kunjungan tahun ini lebih baik dari wisman maupun wisnus, tentunya kasus pandemi harus dikendalikan dulu. Saat ini, vaksin juga belum efektif untuk membangkitkan industri pariwisata,” jelasnya, Selasa (16/2).

Dia menjelaskan, wisnus tercatat jika ada masyarakat memasuki kawasan wisata. Sehingga, tidak harus dari luar daerah, misalnya masyarakat Samarinda ke tempat-tempat wisata di Kutim atau sebaliknya juga tercatat sebagai wisnus. “Pembatasan kegiatan masyarakat saat pandemi memang masih kendala. Apalagi sekarang ada pembatasan pada akhir pekan, tentunya membuat tempat-tempat wisata minim pengunjung,” terangnya.

Terpisah, Asisten I Setdaprov Kaltim Jauhar Efendi mengatakan, Kaltim harus bisa kembali membangkitkan pariwisatanya. Sebab, sektor pariwisata di Kaltim sangat menjanjikan. Ada banyak keindahan alam yang terbentang di Kaltim bisa dinikmati wisatawan nusantara maupun mancanegara. Meski masih ada tempat pariwisata yang infrastrukturnya harus dibenahi, bahkan jalur darat juga butuh perhatian pemerintah agar wisatawan bisa dengan mudah menjelajahi Kaltim. “Masing-masing kabupaten/kota harus bisa membangkitkan wisatanya,” jelasnya.

Menurutnya, potensi wisata alam yang paling banyak adalah Berau, tapi Kutai Timur (Kutim) juga menarik perhatian apalagi di kalangan para pendaki gunung. Ada juga tempat wisata di Kaltim yang menghadirkan adat kebudayaan. Lalu di Paser ada Gunung Embun yang dijuluki negeri di atas awan, dan masih banyak lagi di kabupaten kota di Kaltim.

“Sehingga yang terpenting masing-masing kabupaten/kota di Kaltim bisa menggali dan memotret kira-kira keunggulannya apa,” katanya.

Dia menjelaskan, jika mau membuat perencanaan itu harus berdasarkan basis potensi yang dimiliki, jangan berdasarkan masalah. Apabila karena masalah maka itu bisa diatasi namun apa potensinya. Sehingga, pihaknya meminta kepala desa dan perangkat desa di Kaltim untuk mencari potensi besar apa yang bisa menjadi keunggulan di daerahnya masing-masing.

“Saya yakin masing-masing di daerah punya potensi ciri khas pariwisata yang menarik wisatawan, tentu ini sebagai upaya membangkitkan pariwisata di tengah pandemi,” tuturnya.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di bawah komando Menteri Sandiaga Salahudin Uno juga tengah menggalakkan ekowisata melalui pertumbuhan desa wisata di Tanah Air. Sandiaga mengatakan, Indonesia punya lebih dari 75 ribu desa di mana lebih dari 1.000 desa berpotensi menjadi desa wisata yang bisa membuka lapangan kerja yang begitu besar.

“Kita pastikan ini akan menggerakkan ekonomi rakyat seluas-luasnya. Memberikan peluang untuk pengusaha-pengusaha pemula dan pengusaha-pengusaha muda,” kata Sandiaga, Senin (15/2).

Sandiaga memastikan, pembangunan desa wisata akan berfokus pada upaya pembukaan lapangan kerja yang mampu menggerakkan ekonomi rakyat seluas-luasnya. Tak hanya itu, desa wisata juga bisa dioptimalkan untuk menggerakkan sektor UMKM yang mampu menciptakan 97 persen lapangan kerja dan berkontribusi 60 persen terhadap ekonomi Indonesia.

“Nanti kita akan memacu tumbuhnya ekonomi kreatif. Seperti kuliner, kriya, dan fashion busana. kita juga akan berikan kesempatan kerja oleh adik-adik mahasiswa, dan inilah yang akan nanti menjadi peluang untuk usaha ke depan,” kata Sandiaga.

Lebih lanjut, kata Sandiaga, penggalakan ekowisata juga sekaligus sebagai upaya meningkatkan pelestarian lingkungan atau sustainability. Melalui ekowisata berbasis desa wisata, pemerintah melalui Kemenparekraf bersama-sama masyarakat berupaya mencari keseimbangan manfaat ekonomi dan pelestarian budaya alam sekitar desa. “Mampu kok kita pulihkan negeri ini. Kita kaya raya kita punya wonderful Indonesia,” pungkasnya. (ctr/ndu/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Kerja Sama dengan SRC

Jumat, 29 Maret 2024 | 14:49 WIB

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB
X