Desa Budaya Pampang, Mengemas Hikayat Adat Menjadi Wisata

- Selasa, 16 Februari 2021 | 17:32 WIB
MENARI SEJAK DINI: Tidak hanya dewasa, penari adat di Kelurahan Pampang juga berasal dari kalangan belia. RAMA S/KP
MENARI SEJAK DINI: Tidak hanya dewasa, penari adat di Kelurahan Pampang juga berasal dari kalangan belia. RAMA S/KP

Rangkaian gerakan diiringi alunan alat musik sapeq menggaung di Lamin Adat Pemung Tawai, Desa Budaya Pampang, Samarinda. Peragaan tari Kanjet Lemada Lasan dimulai. Kombinasi gerakan selaras dengan alunan musik, membius yang menyaksikan hingga larut dalam hikayat tariannya.

 

TARI Kanjet Lemada Lasan menjadi salah satu pembuka dalam rangkaian sajian kesenian bila berkunjung ke Kelurahan Pampang, Kecamatan Samarinda Utara, Samarinda. Awam dikenal dengan sebutan Desa Budaya Pampang.

Di sana, masyarakat keturunan suku Dayak Kenyah rumpun Apokayan (perbatasan Malaysia-Indonesia) hidup dan beranak-pinak. Berawal dari hidup nomaden hingga tiba di kawasan Pampang, Samarinda pada era 1960-an. Lantaran kebiasaan yang kental dengan budaya seperti menari dan kegiatan adat lain, Pampang dijadikan desa budaya sejak Juni 1991 oleh Gubernur Kaltim saat itu, HM Ardans.

Ya, pelestarian budaya itu pula yang membuat Desa Budaya Pampang kini menjadi salah satu destinasi unggulan di Kaltim. Bahkan pada Desember 2020, Desa Budaya Pampang menjadi salah satu nominasi dalam Anugerah Pesona Indonesia, kategori Kampung Adat Terpopuler.

Rangkaian kegiatan kebudayaan di Pampang umumnya dipusatkan di kawasan Lamin Adat Pemung Tawai. Bangunan berupa aula. Berdimensi 40x18 meter. Sangat memadai untuk menampung ratusan orang yang ingin menyaksikan kegiatan adat masyarakat suku Dayak di sana.

-

MAGNET UTAMA: Tarian khas Dayak menjadi pesona utama dalam kegiatan budaya di Desa Budaya Pampang, Samarinda.

Kanjet Lemada Lasan hanya satu di antara sekian jenis tarian yang biasanya disajikan setiap pagelaran. Digelar rutin setiap Minggu. Mulai 14.00 Wita selama 1,5 jam. Sedikitnya ada 10 jenis tarian yang bisa memukau para pengunjung setiap turut hadir dalam kegiatan tersebut.

Tiga di antaranya bahkan menyertakan penonton untuk ikut serta menari, yakni Kanjet Anyam Tali, Kanjet Pampaga dan Kanjet Leleng. Sedikitnya ada 300 penari, mulai belia hingga lanjut usia yang bergantian untuk menunjukkan kemahirannya menari.

Saking tersohornya pagelaran di Desa Budaya Pampang, pengunjung yang datang pun tidak hanya dari Samarinda atau daerah sekitar Kaltim. Mulai masyarakat pulau lain seperti Jawa, Sumatra, hingga luar negeri turut hadir untuk menyaksikan sajian kebudayaan di kawasan tersebut.

Untuk mencapai kawasan tersebut dari pusat kota Samarinda, memerlukan waktu sekira 45 menit. Menempuh jarak sekira 30 kilometer. Pintu gerbangnya yang besar akan mudah ditemui di sisi kiri jalan dari arah Samarinda. Dari gapura, masuk lagi sejauh 5 kilometer untuk mencapai lokasi desa.

Untuk bisa ikut menikmati rangkaian sajian kegiatan budaya tersebut, pengunjung dikenai tarif Rp 25 ribu. Sediakan uang tambahan untuk membeli karcis agar bisa berfoto dengan masyarakat adat di sana. Salah satunya telingaan aruu atau masyarakat adat yang memiliki telinga dengan cuping yang memanjang. Harga per karcis berfoto Rp 25 ribu. Jika sudah berfoto, karcis diberikan kepada mereka yang diajak berfoto.

Tidak hanya bisa menikmati sajian kebudayaannya di sana, pengunjung juga bisa menambah koleksi pernak-pernik tradisional asli olahan masyarakat Dayak. Di sekitar Lamin Adat Pemung Tawai bertebaran gerai suvenir yang menyajikan berbagai jenis barang dengan harga terjangkau. (rdm/ndy/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X