Perbaikan Harga Migas Bikin Optimis Pemulihan Ekonomi Kaltim

- Selasa, 16 Februari 2021 | 13:06 WIB
ilustrasi
ilustrasi

Optimisme pemulihan ekonomi Kaltim makin besar. Setelah harga minyak kelapa sawit dan batu bara yang sama-sama mencatatkan kenaikan, harga minyak pada awal tahun ini juga berada di jalur positif. Bahkan reli harga minyak ini merupakan yang terpanjang dalam dua tahun terakhir.

 

BALIKPAPAN - Dosen Geologi dan Perminyakan STT Migas Kukuh Jalu Waskita mengatakan, kenaikan harga minyak dipicu pengurangan pasokan dari produsen utama dunia dan munculnya harapan pemulihan ekonomi dengan hadirnya vaksin Covid-19. Sehingga mendorong pemulihan permintaan minyak di dunia.

Seperti diketahui, minyak berjangka Brent untuk pengiriman April naik 0,6 persen menjadi USD 61,47 per barel. Angkanya sempat menyentuh level tertinggi selama 13 bulan terakhir di USD 61,61 per barel. Lalu, minyak mentah berjangka Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret bertambah 0,6 persen menjadi USD 58,68 per barel. Harga ini juga sempat menyentuh level tertinggi dalam 13 bulan di USD 58,76 per barel.

Kukuh menjelaskan, tren kenaikan harga minyak telah terjadi sejak November lalu ketika muncul kabar vaksin Covid-19 sudah dapat berproduksi. Pemberian paket stimulus besar di beberapa negara juga menjadi sentimen positif pemulihan permintaan minyak. Di saat yang sama, para produsen top dunia pun mengurangi pasokan.

“Harga minyak telah meningkat selama beberapa pekan terakhir karena pengurangan produksi dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen sekutu dalam kelompok OPEC,” katanya.

Menurutnya, bagi dunia migas saat ini bisa menjadi pelecut semangat. Aktivitas migas bisa meningkat. “Imbas harga migas turun, sektor hulu anjlok. Perusahaan enggan investasi besar. Bahkan mereka melakukan efisiensi besar-besaran,” bebernya.

Hal itu bisa membantu Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) yang menargetkan produksi siap jual atau lifting minyak 1 juta barel per hari pada 2030 masih relevan dengan tren transisi energi.

Sekretaris SKK Migas sekaligus Plt Deputi Pengendalian Pengadaan Murdo Gantoro mengungkapkan procurement list 2021 yang ditetapkan memuat 1.482 paket tender senilai USD 6,051 miliar. Jumlah tersebut sebanyak 86,98 persen akan diselesaikan pada Juli 2021. Adapun pengadaan secara bulanan, paling besar dilaksanakan Januari 2021 sebesar 22,91 persen dari keseluruhan paket pengadaan.

“Dampak Covid-19 yang menimbulkan perlambatan ekonomi maka diperlukan pembenahan dan terobosan baru dalam pengelolaan pengadaan barang dan jasa hulu migas,” ucapnya dalam keterangan resmi, Senin (15/2).

Murdo menambahkan, target pengadaan yang dicanangkan rampung sebagian pada pertengahan 2021 menunjukkan langkah besar dan upaya realisasi yang agresif. Bahkan, keberhasilan pengadaan barang dan jasa di awal tahun diklaim akan memberikan jaminan operasional hulu migas maupun proyek-proyek yang sedang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik.

Sebelumnya, harga batu bara acuan pada Februari 2021 mengalami kenaikan seiring dengan sentimen yang dibentuk oleh supercycle komoditas. Harga batu bara acuan (HBA) Februari ditetapkan sebesar USD 87,79 per ton atau reli sebanyak 15,7 persen dari bulan sebelumnya sebesar USD 75,84 per ton.

Sementara itu, harga referensi produk crude palm oil (CPO) untuk penetapan bea keluar (BK) periode Februari 2021 adalah USD 1.026,78/MT. Harga referensi tersebut meningkat USD 74,92/MT atau 7,87 persen dari periode Januari 2021 sebesar USD 951,86/MT. (aji/ndu/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X