PENGEMBANGAN Bandara APT Pranoto di Samarinda masih menjadi prioritas Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Ada lebih Rp 100 miliar dialokasikan pada bandara yang masih dikelola pemerintah tersebut. Di mana, anggaran yang digelontorkan untuk Bandara APT Pranoto, tidak terkena refocusing atau kebijakan pemangkasan anggaran. Akibat dialihkan untuk kegiatan vaksinasi Covid-19 yang dicanangkan pemerintah.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto pada rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi V DPR RI, menyampaikan kegiatan prioritas tahun 2021, Ditjen Perhubungan Udara pasca-refocusing dialokasikan sebesar Rp 1,167 triliun. Untuk 29 lokasi se-Indonesia. Khusus wilayah Kaltim, dialokasikan pengembangan Bandara APT Pranoto, Samarinda. “Jadi, tetap kami pertahankan di 29 lokasi,” kata dia.
Anggota Komisi V DPR RI Irwan yang turut hadir dalam RDP tersebut menyampaikan apresiasi terhadap keputusan Dirjen Perhubungan Udara untuk tidak memangkas anggaran pengembangan Bandara APT Pranoto. Mengingat bandara yang baru beroperasi sejak 2018 itu masih memerlukan banyak pengembangan.
Termasuk pada landasan pacu bandara atau runway dan hal lainnya, seperti drainase. Karena belum lama ini, bandara yang berlokasi di Kelurahan Sungai Siring, Kecamatan Samarinda Utara itu sempat terendam banjir. “Ini juga untuk keselamatan kita bersama semua. Jadi, kami tentu mewakili masyarakat Kaltim terima kasih. Karena bisa dilaksanakan tahun ini, tanpa ada refocusing,” ucap anggota DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) Kaltim itu.
Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Kelas I Bandara APT Pranoto Samarinda Agung Pracayanto menjelaskan, kegiatan pengembangan bandara yang tidak mengalami refocusing adalah pembuatan pararel dan right angle taxiway dan pembuatan sistem drainase sisi udara.
Keduanya mendapat alokasi anggaran surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara. “Untuk anggaran yang bersumber dari APBN masih menunggu ketetapan refocusing,” ungkap dia kepada Kaltim Post, Selasa (9/2).
Untuk pembuatan pararel dan right angle taxiway sudah mendapat pembiayaan dengan sistem multiyears contract (MYC), yang menurut perencanaannya, masa pelaksanaan pekerjaan direncanakan selesai setahun. Pengerjaannya dimulai Januari 2021 dengan target penyelesaian Desember 2021.
Kegiatan tersebut sudah dituangkan dalam daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA). Untuk kegiatan pembuatan pararel dan right angle taxiway beserta kegiatan pengawasannya dialokasikan sekitar Rp 100 miliar. Dengan panjang taxiway 18 meter x 148,5 meter. Sedangkan pararel 18 meter x 607 meter.
Sementara pembuatan sistem drainase sisi udara di Bandara APT Pranoto masih proses revisi DIPA dan petunjuk operasional kegiatan (POK). “Jadi, kami masih menunggu ketetapannya. Mudah-mudahan Maret 2021 bisa terealisasi,” harapnya. (kip/rom/k15)