Peneliti Batan Hasilkan Kedelai Rekayasa Genetika Berbasis Nuklir

- Selasa, 2 Februari 2021 | 01:05 WIB
HASIL RISET PANJANG: Arwin menunjukkan kedelai Sugentan 1 dan Sugentan 2 di kantor Batan di Pasar Jumat, Jakarta Selatan.
HASIL RISET PANJANG: Arwin menunjukkan kedelai Sugentan 1 dan Sugentan 2 di kantor Batan di Pasar Jumat, Jakarta Selatan.

Indonesia baru saja dihebohkan dengan kelangkaan tempe akibat melambungnya harga kedelai. Berbekal pengalaman dan pengetahuan selama di Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Arwin berinovasi menghadirkan varietas kedelai dengan umur tanam yang sangat pendek.

 

M. Hilmi Setiawan, Jakarta – Jawa Pos

 

OKTOBER tahun lalu Arwin mendapatkan kabar yang menggembirakan. Sidang pelepasan varietas yang digelar Kementerian Pertanian (Kementan) memutuskan dua varietas kedelai inovasi dari Arwin dinyatakan lolos. Ibarat ujian skripsi, inovasinya sekarang menunggu wisuda. Setelah itu, baru bisa dilepas kepada petani untuk ditanam secara masal.

Pria kelahiran Padang, 30 Mei 1967, itu mengaku begitu lega. Sebab, riset kedelainya berlangsung cukup lama. ’’Risetnya dimulai sejak 2012 lalu,’’ katanya kepada Jawa Pos Jumat lalu (29/1). Arwin kini menunggu keluarnya surat keputusan (SK) dari menteri pertanian. Dia memperkirakan beberapa minggu lagi SK tersebut keluar.

Ada dua varietas kedelai unggul hasil riset Arwin. Yakni, kedelai Sugentan 1 dan Sugentan 2. Kata Sugentan adalah akronim dari Super Genjah Batan. Genjah sendiri berarti cepat berbuah. Dalam risetnya, dia bertindak sebagai pemulia utama. Itu adalah sebutan untuk peneliti utama di Batan yang khusus meneliti varietas tanaman.

Alumnus Fakultas Pertanian Univeristas Andalas Padang periode 1991 itu menjelaskan, kedelai Sugentan 1 dan Sugentan 2 berasal dari indukan kedelai Argomulyo. Dia sengaja memilih indukan kedelai tersebut karena disukai masyarakat dan sudah tersebar di kalangan petani. Indukan Argomulyo itu kemudian disinari radiasi gama untuk mendapatkan varietas yang dia inginkan.

’’Sejak awal riset, kami menetapkan ingin mendapatkan varietas kedelai yang masa tanamnya cepat dan tahan terhadap hama. Meskipun umur tanamnya pendek, produktivitasnya tetap tinggi. Menurut dia, perpaduan tiga kriteria itu cukup ideal dan bisa menarik minat petani untuk menanam kedelai.

Setelah menentukan indukan, Arwin kemudian menetapkan dosis atau kadar sinar gama yang akan ditembakkan. Dia mengungkapkan, riset varietas kedelai berbasis nuklir di Batan sudah berlangsung lama. Karena itu, Batan memiliki ukuran dosis sinar gama yang tepat untuk menghasilkan varietas kedelai baru.

’’Dosis sinar gama kalau terlalu rendah tidak bisa menghasilkan varietas baru. Tetapi kalau terlalu tinggi, kedelainya mati. Tidak bisa ditanam,’’ jelasnya. Rentang radiasi sinar gama untuk kedelai adalah 250 sampai 350 gray (Gy). Untuk risetnya, Arwin menggunakan dosis sinar gama sebanyak 250 Gy.

Saat itu, Arwin menyinari sekitar setengah kilogram biji kedelai Argomulyo. Setelah disinari radiasi nuklir selama beberapa menit, dia menanam biji atau benih tersebut. Peneliti di Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR) Batan itu menegaskan, butir benih kedelai yang diradiasi itu harus ditanam semua.

Dia menegaskan, teknologi rekayasa genetika yang dia gunakan adalah menyinari atau meradiasi dengan sinar gama. Sehingga terjadi perubahan DNA kedelai. Bukan penambahan DNA baru. Perubahan akibat radiasi gama itu terjadi pada inti selnya.

Karena yang mengalami perubahan inti sel, saat pertama ditanam belum ada perubahan signifikan. Proses tersebut dilakukan sampai panen. Setelah itu, hasil panen ditanam kembali. Nah, pada penanaman generasi kedua, baru terlihat perbedaannya. ’’Kita pilih generasi pada mutan (generasi, Red) kedua ini,’’ katanya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X