Holding Pariwisata Lahir Tahun Ini

- Kamis, 28 Januari 2021 | 11:33 WIB
Labuan Bajo, menjadi salah satu dari lima destinasi superprioritas yang akan menjadi ikon pariwisata Indonesia.
Labuan Bajo, menjadi salah satu dari lima destinasi superprioritas yang akan menjadi ikon pariwisata Indonesia.

JAKARTA– Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bakal melanjutkan langkah restrukturisasi. Termasuk membentuk holding perusahaan-perusahaan pelat merah. Sektor pariwisata yang menjadi salah satu andalan pemulihan ekonomi tidak luput dari road map Kementerian BUMN.

Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menyatakan bahwa pembentukan holding BUMN sektor pariwisata sudah memasuki tahap akhir. Dengan menggandeng Kementerian Pariwisata, holding BUMN pariwisata diharapkan bisa melambungkan lima destinasi pariwisata superprioritas Indonesia.

’’Dengan holding BUMN, kita tingkatkan akselerasi tourism sebagai backbone pertumbuhan ekonomi setelah recovery nanti,’’ ujar Tiko, sapaan Kartika Wirjoatmodjo, (27/1). Lima destinasi superprioritas yang akan menjadi ikon pariwisata Indonesia itu adalah Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, Mandalika di Nusa Tenggara Barat, Danau Toba di Sumatera Utara, Likupang di Sulawesi Utara, dan Borobudur di Jawa Tengah.

Nanti holding BUMN pariwisata diisi perusahaan pelat merah pada ekosistem pariwisata. Meliputi bandara, maskapai, serta berbagai fasilitas pendukung seperti destinasi wisata dan perhotelan. ’’Tentu saja, holding BUMN ini diharapkan bisa berkontribusi terhadap industri pariwisata di dalam negeri. Khususnya dalam rangka pemulihan dari pandemi,’’ tambah Tiko.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengumumkan rencana pembentukan sedikitnya sembilan holding BUMN. Itu dilakukan mulai 2020 hingga empat tahun berikutnya. Pembentukan sembilan holding itu tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian BUMN 2020–2024.

Sembilan holding BUMN tersebut adalah farmasi, asuransi, jasa survei, industri pangan, industri manufaktur, dan industri pertahanan. Selain itu, holding industri media, layanan kepelabuhan, serta layanan transportasi dan pariwisata.

’’Urgensi pembentukan holding BUMN ini adalah agar peran BUMN sebagai agen pembangunan lebih optimal,’’ ungkap Erick. Optimalisasi itu akan dicapai lewat sinergi BUMN, hilirisasi, peningkatan kandungan lokal, pembangunan ekonomi daerah, dan kemandirian keuangan.

Erick berharap holding juga bisa meningkatkan total aset BUMN secara signifikan. Dengan demikian, BUMN bisa mewujudkan pendanaan investasi skala besar demi tercapainya kepentingan nasional.

Untuk holding BUMN pariwisata, Erick menyebut PT Jasa Survei Penas (Persero) sebagai pemimpin. Perseroan itu membawahkan tujuh BUMN besar. Di antaranya, PT Garuda Indonesia Tbk (Persero), PT Angkasa Pura I (Persero), dan PT Angkasa Pura II (Persero).

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyatakan siap mendukung rencana yang didiskusikan sejak tahun lalu tersebut. ’’Tahun ini diperkirakan selesai PP terkait holding BUMN pariwisata. Kami tentu mendukung dan berharap sinergi Garuda dan teman-teman seperti Angkasa Pura menjadi lebih baik dan lancar,’’ tandasnya. (agf/c19/hep)

 

 

Kerangka Anggaran 9 Holding BUMN

 

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB

Pasokan Gas Melon Ditambah 14,4 Juta Tabung

Selasa, 16 April 2024 | 17:25 WIB

Desa Wisata Pela Semakin Dikenal

Selasa, 16 April 2024 | 11:50 WIB

Pekerjaan Rumah Gubernur Kaltim

Selasa, 16 April 2024 | 09:51 WIB

Usulkan Budi Daya Madu Kelulut dan Tata Boga

Selasa, 16 April 2024 | 09:02 WIB

Di Balikpapan, Kunjungan ke Mal Naik 23 Persen

Senin, 15 April 2024 | 17:45 WIB

Libur Lebaran, Okupansi Hotel di Kaltim Meningkat

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB

Supaya Aman, Membeli Properti pun Ada Caranya

Senin, 15 April 2024 | 10:30 WIB
X