JAKARTA– Selasa (26/1) akumulasi kasus terkonfirmasi Covid-19 di Indonesia sejak Maret lalu sudah melebihi 1 juta. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta agar ini menjadi momen untuk semakin meningkatkan kolaborasi membasmi Covid-19. Di sisi lain, hari ini (27/1) penyuntikan vaksin Covid-19 kedua dilakukan oleh Presiden Joko Widodo.
"Angka ini membuat kita harus merenung dan ada dua momen penting yang harus kita sadari,” kata Budi di Kantor Presiden. Momen yang pertama menurut Budi adalah ini saatnya untuk berduka karena ada banyak saudara-saudara kita yang sudah wafat. Sementara momen kedua yakni harus sadar untuk bekerja sangat keras dalam membasmi Covid-19.
Budi mendapatkan saran dari para epidemiolog, yakni mengurangi laju penularan virus Covid-19. Untuk mengurangi laju penularan, terdapat dua hal yang harus dilakukan secara bersama-sama. Pertama, dengan disiplin menjalankan protokol kesehatan. Yang harus dilakukan adalah mengenakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan. Yang kedua adalah dengan melakukan penguatan 3T, yaitu pengujian, pelacakan, dan isolasi mandiri terhadap pasien serta pihak lain yang melakukan kontak erat.
Dia berjanji kementeriannya akan berupaya keras untuk melakukan identifikasi, pelacakan terhadap kontak erat, dan menyiapkan tempat isolasi mandiri yang aman. Sekaligus mengurangi laju penularan.
Sementara itu, Satgas kembali mengeluarkan Surat Edaran (SE) nomor 5 tahun 2021 yang berisi tentang perpanjangan ketentuan perjalanan orang dalam negeri dalam masa pandemi Covid-19. SE ini memperpanjang SE sebelumnya terhitung 26 Januari hingga 8 Februari mendatang.
Secara umum ketentuan perjalanan orang yang diatur dalam SE ini mirip dengan ketentuan perjalanan dalam masa Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ini. Dengan beberapa tambahan, diantaranya adalah larangan untuk menelpon selama dalam angkutan umum.
Hal tersebut diatur dalam dalam bagian F (Protokol) ayat 2C yang menyebutkan bahwa pelaku perjalanan dilarang untuk berbicara di telepon baik satu arah maupun dua arah sepanjang perjalanan. Hal ini berlaku untuk moda darat, laut, perkeretaapian, hingga udara.
Selain itu, ada juga ketentuan tentang penggunaan tes Ge Nose untuk perjalanan kereta api jarak jauh.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian meminta Pemerintah Daerah mengevaluasi program pengendalian penyebaran Covid-19. Salah satu caranya dengan membentuk tim untuk melihat kontributor penyebaran kasus.
“Kalau kita melihat terjadi angka kenaikan, buat tim untuk mengetahui terjadinya peningkatan itu karena apa, karena daerah itu tidak sama," ujarnya.
Tito menjelaskan, setiap daerah belum tentu kontributor peningkatan angka positive ratenya sama. Oleh karena itu, tiap-tiap pemda perlu mendalami, mengevaluasi apa kontributor utama dari kenaikkan angka di wilayahnya.
Jika disebabkan kepatuhan penggunaan masker yang rendah misalnya, kepala daerah dapat menegakkan kedisipinan masyarakat. Yakni dengan bersinergi bersama tokoh masyarakat, Forkopimda, maupun aparat keamanan dan penegak hukum.
“Mungkin masalah maskernya yang belum disiplin digunakan. Kalau belum, di mana? di sektor apa? dibidang apa? atau di lokasi mana? di kegiatan apa? itu yang diserang (diperbaiki)," imbuhnya.
Jika yang jadi penyebabnya masih banyak kerumunan, maka harus dicarikan solusinya. Bisa dengan membuat pengaturan, atau bahkan pembubaran jika bukan sektor yang krusial. “Kalau sudah tahu mana kerumunan itu, buat aturan bila perlu," tuturnya.