LIPI: Ambang Batas Langgengkan Politik Uang

- Rabu, 27 Januari 2021 | 14:13 WIB

JAKARTA- Presidential threshold (PT) disebut sebagai salah satu faktor yang mendukung maraknya praktik politik uang. Dibutuhkan revisi terhadap aturan ambang batas lolos parlemen ini agar tidak melanggengkan pelanggaran pemilu itu.

Kepala Pusat Penelitian LIPI Firman Noor menyatakan, PT memaksa partai-partai untuk berkoalisi. Imbasnya, muncul mahar politik. ’’Presidential threshold menurut saya petaka karena mengharuskan koalisi dan terjadi politik uang, mahar, sehingga ujungnya korupsi,’’ ungkap Firman dalam diskusi Partai Politik, Politik Uang, dan Kemunduran Demokrasi yang diselenggarakan LP3ES (26/1).

Menurut dia, makna partai politik sebagai instrumen demokrasi menjadi kabur. Dia menyayangkan loyalitas yang terjadi dalam tubuh partai dewasa ini tidak lagi didasari ideologi. Melainkan karena patronase uang. Dalam arti, penghargaan atau pilihan politik lebih diberikan kepada mereka yang memiliki kemampuan dari sisi logistik.

”Dampaknya peran partai lemah, kecenderungan korupsi, lingkungan politik yang tidak kondusif dengan masyarakat yang sangat permisif terhadap politik uang,’’ lanjutnya.

Penelitian LP3ES yang dikutip Firman menunjukkan bahwa 46,7 persen masyarakat bersikap permisif terhadap politik uang. Perlu ada perubahan. Menurut dia, yang bisa dilakukan adalah mengembalikan ideologi sebagai landasan dari parpol, memperkuat sistem, dan membenahi demokrasi di internal parpol itu sendiri.

Associates Researcher LP3ES Ward Berenschot menyampaikan hal yang sama. Yang menarik, menurut Ward, didapati pola koalisi yang dibentuk tidak linier antara partai di tingkat pusat dengan daerah. Koalisi juga terbentuk bukan atas dasar ideologi, melainkan faktor lain seperti persentase kemenangan calon.

’’Parpol mencari akses terhadap kekayaan negara sehingga kalau calon jadi, bisa membantu parpol mendapat posisi lebih baik,’’ jelas Ward. Untuk masalah ini, dia mengusulkan pemberian insentif pada partai. Tujuannya agar bisa memilih kandidat yang benar-benar kompeten dan tidak berdasar kekuatan mahar politik saja.

Wakil Sekjen Partai Golkar Sekarwati tak menampik adanya oknum yang melanggengkan politik uang dalam parpol. Namun, dia berharap hal tersebut tidak mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap parpol dan demokrasi itu sendiri. Dia berharap ada reformasi parpol. Salah satunya dengan menyediakan aturan yang mendukung keberlangsungan parpol tanpa perlu bergantung pada mahar politik. (deb/c17/bay)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Garuda Layani 9 Embarkasi, Saudia Airlines 5

Senin, 22 April 2024 | 08:17 WIB
X