BALIKPAPAN – Pelaku usaha perhotelan dituntut terus berinovasi untuk memperbaiki kinerja tahun lalu. Apalagi pemerintah pada awal 2021 kembali memperketat aktivitas masyarakat. Akibatnya, jumlah okupansi yang sempat membaik di kuartal IV 2020 kembali merosot. Pun adanya larangan menggelar resepsi pernikahan.
Direktur Operasional Platinum Hotel and Convention Balikpapan Soegianto mengungkapkan, pada periode Januari biasanya okupansi memang menurun. Namun, dengan adanya pembatasan aktivitas masyarakat maka kondisinya makin terpuruk. “Bisa dibilang okupansi hanya 10-20 persen. Sekarang kalau berharap okupansi aja, sulit. Kami menyiasati dengan mendorong food and beverage (F&B),” katanya, Selasa (26/1).
Ia menjelaskan, untuk kegiatan meeting atau pernikahan saat ini dibatasi. Resepsi untuk sementara waktu dilarang, sementara pertemuan di hotel dibatasi maksimal hanya 30 persen dari kapasitas. “Awalnya 50 persen sekarang turun lagi,” ujarnya.
Menurutnya, kondisi seperti ini menjadi ujian bagi perhotelan. Sekarang yang penting masih bisa bertahan sudah cukup. Investasi yang membutuhkan dana besar juga harus ditunda. Secara hitungan bisnis, operasional hotel bisa dibayar minimal okupansi 40 persen. Di bawah itu sudah sulit. Dia mencontohkan pengeluaran untuk tagihan listrik yang sampai ratusan juta rupiah per bulan.
“Terpaksa penghematan tetap kami lakukan. Seperti ada yang menutup jam sementara operasional. Yang buka, memberlakukan sistem kerja bergantian. Dan kamar yang dibuka juga tidak banyak. Efisiensi mutlak saat ini kami lakukan,” jelasnya.
Marketing Communications Manager at Four Points by Sheraton Mega Tarina mengatakan, okupansi memang menurun di bulan ini. Terlebih pembatasan aktivitas masyarakat. “Kalau okupansi masih bertahan. Tapi acara atau kegiatan di hotel yang turun. Kapasitas sekarang kami kurangi lagi. Kondisi ini mau tidak mau ya kami lakukan,” katanya.
Tahun ini, untuk pengembangan atau investasi masih belum ada. Pihaknya fokus bagaimana bisa bertahan di tengah kondisi seperti ini.
Ketua PHRI Balikpapan Sahmal Ruhip mengatakan, bisnis perhotelan bergantung penanganan Covid-19. Sekarang ekonomi dan kegiatan bisnis semua sektor anjlok. “Kita tidak bisa memprediksikan tahun ini bagaimana,” tutupnya. (aji/ndu/k15)