SAMARINDA – Sektor pariwisata Kaltim diprediksi masih sulit bangkit tahun ini. Ini dilihat dari sepinya permintaan paket wisata yang ditawarkan oleh agen-agen perjalanan. Mereka memprediksi perjalanan wisata baru bisa tumbuh pada pengujung tahun 2021 ketika vaksin sudah mulai merata dan terbukti mampu meredam penyebaran virus corona.
Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) 1971 Kaltim I Gusti Bagus Putra mengatakan, tanpa pandemi sekalipun, pada periode Januari dan Februari memang pasti sepi order perjalanan wisata. Sebab, kebanyakan paket perjalanan di-booking lewat perjalanan dinas, studi banding, study tour dan lainnya.
“Biasanya itu tidak dilakukan pada awal tahun. Tanpa pandemi, biasanya awal tahun memang jarang ada perjalanan wisata. Ditambah pandemi semakin sepi,” jelasnya, Selasa (26/1).
Bagus menjelaskan, saat ini di biro perjalanan hanya ada pemesanan tiket, sedangkan untuk perjalanan wisata seperti paket-paket wisata tidak ada sama sekali. “Biasanya ada saja yang memesan untuk pertengahan dan akhir tahun. Tapi, saat ini belum ada sama sekali. Saya lihat tahun ini pariwisata belum tumbuh signifikan, sepertinya keadaan akan sama dengan 2020,” tuturnya.
Menurutnya, pariwisata baru bisa meningkat signifikan pada November 2021. Sebab, pada akhir tahun vaksinasi sudah mulai banyak dilakukan masyarakat. Semakin meratanya vaksin, maka semakin cepat pemulihan pariwisata. Masyarakat akan cenderung lebih percaya diri melakukan perjalanan jika sudah mendapatkan vaksin.
“Saya prediksikan November 2021 baru bisa meningkat signifikan secara normal. Sedangkan saat ini perjalanan untuk wisata masih sulit,” katanya.
Sebelum November 2021, tambahnya, mungkin akan ada booking perjalanan dinas tapi tidak banyak. Mungkin hanya akan ada booking 1-2 perjalanan dinas saja. Itu juga jika sesuai prediksi. Sebab sampai saat ini memang belum ada yang melakukan booking perjalanan.
Menurut Bagus, pemulihan sektor pariwisata pada 2021 masih akan sangat bergantung pada pandemi Covid-19. Sehingga selama pandemi belum tertangani maka pariwisata sulit untuk pulih. “Kita berharap pemerintah bisa membantu pelaku usaha untuk bertahan menghadapi pandemi Covid-19. Utamanya tentu pengendalian Covid-19 lewat vaksinasi,” pungkasnya. (ctr/ndu/k15)