PROKAL.CO,
JAKARTA— Kasus rasisme kembali menyasar orang asli papua. Kali ini aktivis hak asasi manusia Natalius Pigai menjadi korban tindakan rasisme dari Politikus Hanura Ambroncius Nababan. Kasus rasisme ini berpotensi untuk memuat Papua kembali bergejolak dengan gelombang unjuk rasa.
Kasus ini bermula dari postingan yang dilakukan akun Ambroncius, postingan itu menyandingkan foto antara Natalius Pigai dengan gorila. Lalu, terdapat caption ”Edodoeee pace. Vaksin ko bukan sinovac pace tapi kop u sodara bilang vaksin rabies. Sa setuju pace”. Ambroncius juga diketahui sebagai ketua Pro Jokowi-Amin.
Namun, ternyata tidak hanya Natalius Pigai yang tersinggung. Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Papua Barat melaporkan tindakan rasisme itu ke Polda Papua Barat. yang selanjut, kasus itu ditarik oleh Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.
Korban rasisme sekaligus Mantan komisioner Komnas HAM Natalius Pigai menuturkan, rasisme telah menjadi kejahatan kolektif Negara terhadap orang Papua. Selama pemerintahan Presiden Jokowi, pembantaian, pembunuhan, dan kejahatan HAM di Papua cenderung terjadi karena rasisme.”Negara memeilihara dan mengelola rasisme sebagai alat pemukul tiap orang yang berseberangan,” ujarnya.
Dia mengatakan, orang Papua tidak akan pernah bisa hidup nyaman dengan bangsa rasialis. Jakarta harus membuka keran demokrasi rakyat Papua. ”Kalau tidak saya khawatir instabilitas bisa terjadi karena konflik rasial,” tegasnya.
Bareskrim telah memeriksa Ambroncius Minggu (24/1), namun Ambroncius bisa melenggang pulang ke rumahnya setelah diperiksa. Kendati Komnas HAM memastikan bahwa tindakan Ambroncius itu merupakan rasisme yang pantas ditindak dengan keras.