PROKAL.CO,
SAMARINDA - Peningkatan kasus Covid-19 kembali memberi dampak negatif kepada lebih dari 60 juta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia, termasuk Kaltim. Aktivitas bisnis tentu tidak boleh lagi dilakukan dengan pendekatan yang sama. Cara konvensional yang selama ini jadi andalan harus diimbangi dengan daring.
Tertekannya pelaku UMKM ini mendorong JNE untuk membantu agar segera bangkit di masa sulit. Sebagai mitra, JNE siap memfasilitasi para pelaku UMKM bersaing di ranah digital mengingat keterbatasan aktivitas fisik untuk jual-beli produk dan layanan. Bekerja sama dengan MarkPlus Inc, JNE menggelar webinar JNE Ngajak Online 2021 secara virtual guna pemberdayaan UMKM.
Kasi Pengembangan Kewirausahaan Dinas Koperasi dan UKM Samarinda Marsidah mengatakan, UMKM saat ini menjadi salah satu sektor yang paling penting di Indonesia. Sebab, UMKM menjadi salah satu sektor penunjang ekonomi yang menyerap tenaga kerja sampai 97 persen. Meskipun bergerak di sektor kecil, UMKM bisa mengatasi pengangguran yang ada.
“Di Samarinda setidaknya ada 89 ribu lebih UMKM. Saya rasa jumlah itu juga terus meningkat seiring banyaknya perusahaan yang melakukan PHK. Sebab, kebanyakan karyawan pasti beralih menjadi pelaku UMKM,” tuturnya saat webinar, Selasa (26/1).
Dia menjelaskan, pemerintah tentunya menaruh perhatian lebih besar terhadap sektor ini, karena persentase penyerapan tenaga kerja yang cukup tinggi. Untuk itu selama pandemi pemerintah memberikan kebijakan membantu UMKM, agar terus berkembang dan tetap memiliki daya saing. “Untuk memiliki daya saing, UMKM sudah seharusnya meninggalkan penjualan konvensional dan beralih ke digital atau penjualan online,” katanya.
Apalagi di Indonesia ditargetkan harus ada setidaknya 10 juta UMKM yang bergerak secara online, sedangkan saat ini baru mencapai 2 juta UMKM yang melakukan penjualan online. “Tapi kita akui saat pandemi penjualan online meningkat. Sebab banyak pelaku UMKM konvensional yang beralih ke online. Bahkan transaksi e-commerce saja meningkat 26 persen saat pandemi,” pungkasnya.