Sebuah bangunan rumah sakit di Sepaku bernilai Rp 8,3 miliar sejak 2017 lalu dibiarkan kosong, tanpa ada kejelasan kapan difungsikan.
PENANAM – Pembangunan Rumah Sakit (RS) Pratama di Sepaku telah rampung sejak 2017. Namun, hingga hari ini rumah sakit tipe D tersebut belum juga difungsikan sebagaimana mestinya. Tak pelak, lambannya kerja Dinas Kesehatan (Diskes) mulai menjadi sorotan anggota DPRD PPU. Itu diungkapkan legislatif Dapil Sepaku Muhammad Bijak Ilhamdani baru-baru ini.
Dijelaskan, rumah sakit yang dibangun Melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Kementerian Kesehatan sebesar Rp 8,3 miliar dijanjikan Maret 2020 sudah beroperasi. “Tapi tidak tahu kenapa ditunda waktu itu, dengan alasan masih perlu mempersiapkan SDM (sumber daya manusia). Dan sampai 2021 ini belum juga beroperasi itu rumah sakit,” sesalnya.
Ditegaskan, bangunan rumah sakit tersebut dibangun untuk mendekatkan jarak warga Sepaku ketika perlu pelayanan kesehatan. Bila kondisi darurat, warga Sepaku perlu waktu untuk untuk mendapat pelayanan di rumah sakit. Karena kalau tidak ke Penajam ya ke Samboja yang paling dekat,” sambung politikus Partai Demokrat tersebut.
Dia pun berharap pengoperasian RS Pratama bisa segera dilakukan. Sehingga masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang seharusnya sudah bisa mereka terima. “Apalagi kondisi pandemi seperti sekarang, keberadaan rumah sakit di Sepaku sangat diperlukan. Jangan sampai ada tanggapan masyarakat, lebih baik dijadikan sarang walet saja karena tidak kunjung beroperasi,” tegas Bijak. (asp/rdh)