LONDON – Pandemi Covid-19 sangat memengaruhi kondisi finansial setiap klub sepak bola. Termasuk klub-klub mapan Eropa sekalipun. Laporan Deloitte Football Money League 2019–2020 yang dirilis kemarin (26/1) menggambarkan hal tersebut.
Sebanyak 18 dari 20 klub teratas mengalami penurunan pendapatan. Hanya Everton (Premier League) dan klub Rusia Zenit Saint Petersburg yang masih bisa meraup surplus.
Peringkat pertama masih ditempati klub asal Catalan FC Barcelona. Pendapatan Barca musim lalu mencapai GBP 621,7 juta (Rp 12 triliun). Nominal itu mengalami penurunan dari musim sebelumnya (2018–2019) yang tercatat GBP 741,1 juta (Rp 14,2 triliun). ”Salah satu sektor pendapatan yang hilang adalah tidak ada lagi penonton di stadion,” ucap Tim Bridge dari Deloitte kepada Sky Sports.
Atas capaian tersebut, Barca tidak bisa sepenuhnya bangga. Bagaimana tidak, klub yang dibela Lionel Messi dkk itu kini dibayangi nominal utang yang menggunung. Yaitu, mencapai GBP 1,04 miliar (Rp 17,7 triliun). Dari angka tersebut, GBP 647,4 juta (Rp 12,4 triliun) di antaranya berstatus utang jangka pendek atau harus dilunasi akhir musim ini.
Bahkan, sebagaimana dilansir Mundo Deportivo, Barca belum menuntaskan biaya transfer dua rekrutan mereka di awal musim 2019–2020. Masing-masing gelandang Frenkie de Jong (dari Ajax Amsterdam) dan striker Antoine Griezmann yang digaet dari Atletico Madrid.
Kebijakan transfer Barca yang boros itulah yang membedakannya dengan Zenit. Klub yang dimiliki perusahaan energi Gazprom itu mampu mencatatkan keuntungan hingga 30 persen lantaran memangkas besar-besaran gaji pemainnya.
Begitu pula dengan Everton. The Toffees sukses melepas hingga 16 pemain sehingga berimbas positif terhadap keseimbangan neraca gaji klub sekota Liverpool FC tersebut. (io/c17/dns)
