One Stop Order

- Senin, 1 Februari 2021 | 10:41 WIB
OLAH SENDIRI: Mengaku tak bisa masak, semua dimulai dari autodidak. Dari semua ditangani sendiri, kini sudah memiliki lima karyawan.
OLAH SENDIRI: Mengaku tak bisa masak, semua dimulai dari autodidak. Dari semua ditangani sendiri, kini sudah memiliki lima karyawan.

KONSISTEN dalam berjualan online, khususnya makanan diakui Cindy tak mudah. Apalagi di tengah banyaknya pesaing, dan potensi usaha saat pandemi begini. Namun dia meyakini, selama tidak mengubah kualitas bahan, orang akan terus berdatangan.

Selama dua tahun konsisten menjual kue cubit, Cindy merasa harus ada variasi menu. Perlahan dia coba menambah menu. Tak sembarangan, dia coba mengikuti tren olahan yang sedang ramai.

Seperti churros, sambal baby cumi, telur gulung, thai tea, banana nugget hingga makanan lain. “Jadi apa nih yang lagi ramai, aku coba. Tapi enggak semua, jadi kuncinya itu aku harus bisa dan suka makanan itu dulu. Kayak misal banana nugget, aku enggak suka olahan pisang, jadi aku pakai pisang langsung. Modifikasi itu juga perlu,” jelasnya.

Lainnya, dia juga coba modifikasi kudapan asal Negeri Sakura yakni takoyaki. Berupa camilan berbentuk bola-bola kecil dengan isian gurita di dalamnya, lalu ditaburi katsuoboshi atau olahan ikan cakalang.

“Nah, beberapa pelanggan itu ada yang kurang suka dengan katsuoboshi, aku juga enggak. Jadi enggak pakai itu, gantinya pakai nori bubuk. Terus isiannya aneka macam, ada sosis, bakso, crab stick, dan lain-lain. Dan bersyukurnya itu juga yang paling laris,” lanjut perempuan kelahiran 1989 itu.

Dari awal merintis, suami mendukung penuh keputusannya berjualan. Cindy mengatakan jika ke depannya dia ingin membuka empat titik usaha. Saat ini sudah dua. “Inginnya ke daerah kota dan seberang. Soalnya ongkos kirim lumayan kalau ke sana, jadi mendekatkan ke pelanggan,” kata dia.

Nah, aneka menu yang ada di Mini Kitchen kini terdiri dari tujuh minuman, 17 kudapan manis dan gurih serta sebelas makanan berat. Bertambah seiring waktu. Menu yang awalnya coba-coba ternyata mendapat respons positif.

“Jadi one stop order. Mau pesan makanan berat, bisa sekalian minum, ada snack-snacknya juga. Dan tentunya juga pengin punya tempat yang lebih besar yang bisa makan di tempat,” ungkapnya. Kini ada lima karyawan yang membantunya. Baik bagian produksi dan melayani pembeli.

Dia juga tak ragu berjualan dengan harga promo. Menurutnya memang keuntungan tiap item jadi menipis, namun Cindy tak masalah karena otomatis order akan banyak. “Dan terbukti, selain main di kualitas juga kuantiti ya. Meski diskon sampai 45 persen, yang order kan makin banyak jadinya,” sebut dia. (rdm)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB

Pengusaha Kuliner Dilema, Harga Bapok Makin Naik

Sabtu, 20 April 2024 | 15:00 WIB
X