PROKAL.CO,
Melonjaknya penyebaran virus corona di Balikpapan akhir-akhir ini membuat pelaku usaha di sektor perhotelan makin waswas. Namun, beberapa di antaranya memanfaatkan peluang yang hadir, dengan memberikan layanan isolasi mandiri.
BALIKPAPAN- Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Balikpapan Sahmal Ruhip mengungkapkan rasa prihatinnya melihat angka positif Covid-19 yang terus naik di Kota Beriman. Hal itu dikhawatirkan bisa membuat bisnis perhotelan semakin anjlok.
Apalagi pemerintah daerah telah menerapkan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) hingga akhir bulan ini dan mulai melakukan tes rapid antigen bagi masyarakat yang akan masuk Kota Beriman. Ini berpotensi membuat masyarakat luar daerah mengurungkan niatnya berlibur ke Balikpapan. “Awal tahun ini rata-rata okupansi hotel jatuh. Bahkan bisa di angka 10 persen,” ungkapnya, Senin (25/1).
Ia mengatakan, beberapa hotel ada yang membuka kamar untuk isolasi mandiri pasien yang tidak bergejala. Tentu dengan harapan bisa menahan penurunan okupansi. “Tapi tetap perlu diperhatikan protokol kesehatannya. Standar kesehatan juga harus dilihat. Meski tanpa gejala, tetap sama. Mereka ini membawa virus. Jadi, jangan sampai karyawan yang tertular,” ujarnya.
Ia enggan menyebutkan hotel mana saja yang memberikan layanan. Yang pasti terdapat beberapa hotel yang menjadi tempat untuk karantina dan isolasi orang tanpa gejala (OTG). “Ya kalau saya sebutkan tidak baik. Apalagi yang menerima pasien positif. Nanti malah tidak ada tamu yang datang lagi selain pasien,” bebernya. Untuk isolasi mandiri dari karyawan perusahaan juga ada yang menerima.