PROKAL.CO,
BALIKPAPAN- Program vaksinasi yang tengah digencarkan pemerintah diharapkan merangsang daya beli masyarakat dan mendongkrak permintaan properti. Sebab sejak masa pandemi corona tahun lalu, permintaan turun drastis. Masyarakat banyak yang memilih membeli kebutuhan pokok ketimbang membeli hunian.
Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Balikpapan Ketut Astana mengatakan, daya beli masyarakat menjadi faktor penting bagi bisnis properti. Sehingga tahun lalu sektor ini belum dapat bergerak banyak. “Sekarang dengan kondisi begini orang akan lebih memilih kebutuhan yang lebih penting. Belum bicara daya beli dan ekonomi apakah akan membaik lagi atau tidak. Kita belum tahu,” katanya, Senin (25/1).
Sepanjang tahun lalu, tambahnya, bisnis properti hampir tidak berjalan alias stagnan. Di samping menurunnya daya beli, pemangkasan kuota subsidi dari fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) juga menyebabkan bisnis properti kian sulit berkembang. “Kita sudah berupaya untuk selalu komunikasi, semoga keadaan tahun 2021 bisa lebih baik,” ujarnya.
Terkait dengan turunnya bunga acuan, dia menilai tidak berdampak besar jika dibandingkan daya beli masyarakat. Adanya daya beli masyarakat dapat mengembalikan geliat investasi bagi developer yang ingin membangun bisnisnya di Balikpapan. “Banyak pengembang yang bisa bangun (properti), tapi kalau tidak ada yang beli mereka tidak mau investasi yang tertanam begitu aja,” imbuhnya.
Ketut menjelaskan, kondisi saat ini developer banyak memiliki stok rumah. Namun kesulitan memasarkan. Di mana, hanya sedikit perumahan yang terjual. “Realisasi tahun ini mungkin sekitar 1.500 unit. Ada izin baru 1 atau 2, kebanyakan revisi dari tahun sebelumnya,” bebernya.
Adapun jenis perumahan yang dibeli berasal dari kalangan menengah ke bawah. Salah satunya program rumah subsidi yang menyasar masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). “Harga di FLPP atau Rp 400 juta ke bawah yang masih diminati masyarakat, tetapi bergantung dari perkembangan Covid-19 juga,” katanya.