Prioritaskan Pemerintah-Perusahaan agar Banyak Yang Bisa Dites

- Selasa, 26 Januari 2021 | 12:44 WIB
Menhub Budi Karya Sumadi mencoba Ge-Nose
Menhub Budi Karya Sumadi mencoba Ge-Nose

Selama proses pengujian, tim GeNose UGM bekerja sama dengan delapan RS di berbagai kota. Kalau mampu memproduksi 10 ribu unit pada akhir Februari, dua juta orang per hari bisa dites.

 

KUWAT Triyana lega luar biasa begitu mendengar kabar menggembirakan itu. GeNose, alat deteksi Covid-19 buatan Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta, mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Kuwat, guru besar di UGM, adalah ketua tim pengembang alat tersebut. Terbayar sudah perjuangan panjang dia dan tim mengembangkan GeNose.

’’Alhamdulillah, berkat doa dan dukungan luar biasa dari banyak pihak,’’ ungkap Kuwat penuh syukur pada 26 Desember 2020 atau dua hari setelah izin edar itu keluar, sebagaimana dikutip Jawa Pos Radar Jogja.

Setelah izin edar diperoleh, tim menyerahkan GeNose C19 hasil produksi masal batch pertama yang didanai BIN dan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) untuk didistribusikan.

Kuwat berharap, bila jumlahnya seribu unit, yang bisa dites sebanyak 120 ribu orang dalam sehari. Angka tersebut berdasar estimasi bahwa setiap tes membutuhkan waktu tiga menit. ’’Termasuk pengambilan napas. Sehingga dalam satu jam bisa mengetes 20 orang. Dan bila efektif, alat bekerja selama enam jam,” terangnya.

Sementara itu, jika jumlahnya mencapai 10 ribu unit, sesuai target pada akhir Februari, Indonesia bakal mampu melakukan tes Covid-19 per hari terbanyak di dunia: dua juta orang per hari.

Cara kerja GeNose, lanjut Kuwat, adalah mendeteksi senyawa organik bernama volatile organic compound (VOC) hasil proses metabolis virus Covid-19 di dalam tubuh melalui embusan napas. Jika terpapar Covid-19, reaksi metabolis yang dihasilkan akan berbeda dengan patogen lain dan bisa langsung terdeteksi.

Pengujian GeNose juga sudah dilakukan berkali-kali dengan ribuan orang yang berbeda. Setelah pengujian itu, otak mesin tersebut dikunci untuk mendeteksi senyawa yang berbahaya, khususnya Covid-19.

Waktu pengujian sekitar tiga menit. Tidak memerlukan reagen atau bahan kimia lain. Pengambilan sampel tes dengan embusan napas juga dinilai lebih nyaman daripada uji usap atau tes swab.

Biaya yang dibutuhkan per orang antara Rp 15 ribu–Rp 20 ribu, sangat murah jika dibandingkan dengan biaya rapid test antigen dan swab test. Tak heran kalau alat tersebut menarik banyak peminat.

Hingga 31 Desember, kata Kuwat, pihaknya telah menerima lebih dari 10 ribu pesanan GeNose. Di antaranya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang memesan 100 unit untuk rumah sakit dan puskesmas di wilayahnya.

Minggu lalu (24/1), Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga menyebutkan bahwa pihaknya sudah memesan 200 unit GeNose untuk ditempatkan di 44 stasiun kereta api (KA). Penerapannya mulai 5 Februari, disusul kemudian di bandara.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X