GeNose Akan Dipakai Mulai 5 Februari

- Selasa, 26 Januari 2021 | 11:51 WIB
RANDOM TEST: Petugas mengembuskan napasnya pada kantong napas untuk dites dengan GeNose C19 di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Minggu (24/1).
RANDOM TEST: Petugas mengembuskan napasnya pada kantong napas untuk dites dengan GeNose C19 di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Minggu (24/1).

JAKARTA – Pemerintah akan mulai menggunakan alat deteksi Covid-19 GeNose untuk perjalanan moda kereta api dan bus mulai 5 Februari mendatang. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut, penggunaan GeNose akan diterapkan secara wajib pada moda kereta api. Sementara moda bus tidak wajib. Namun, pemerintah akan menerapkan pengujian acak (random testing).

“Akan dimulai di Pulau Jawa terlebih dahulu,” jelas Menhub.

GeNose adalah alat pendeteksi Covid-19 buatan Indonesia, yang diinisiasi oleh tim peneliti dari UGM. Alat ini telah mendapatkan persetujuan edar dari Kemenkes dan Satgas Penanganan Covid-19.

Budi mengatakan, pihaknya akan segera membuat surat edaran kepada para operator transportasi kereta api. Sementara transportasi udara akan menyusul.

Budi mengatakan, sudah meminta Dirjen Perhubungan Darat untuk berkoordinasi dengan para kadishub di seluruh Indonesia untuk persiapan pengecekan secara acak (random). ”Seseorang dinyatakan positif maka yang bersangkutan tidak dibolehkan untuk berangkat,” katanya.

Budi mengimbau kepada masyarakat yang akan bepergian menggunakan transportasi bus agar tidak memaksakan diri untuk berangkat jika merasa tidak enak badan atau sakit, karena di terminal-terminal bus dilakukan pengecekan secara acak.

“Keinginan dari Bapak Presiden yaitu memastikan konektivitas itu tetap berjalan, tetapi protokol kesehatan juga dijalankan secara baik. Kita ingin semua masyarakat tertib dan membantu pemerintah untuk menjaga protokol kesehatan dengan baik,” jelas Menhub.

Budi mengatakan, alasan mengapa moda transportasi kereta api dan bus menjadi yang pertama untuk diterapkan pengecekan Covid-19 menggunakan GeNose, karena harga tiket bus pada rute tertentu lebih murah daripada tes Covid-19 rapid antigen atau PCR test.

Jadi, moda bus diprediksi lebih diminati masyarakat. “Karena kereta api ada jarak-jarak tertentu, katakan Jakarta-Bandung Rp 100 ribu, kalau mesti antigen Rp 100 ribu lagi itu kan mahal, apalagi tarif bus yang lebih murah lagi, ada yang cuma Rp 40-50 ribu,” katanya.

Budi mengatakan dengan GeNose ini, harga tes hanya Rp 20 ribu (sekali cek). “Apalagi kalau nanti dengan skala besar bisa lebih murah menjadi Rp 15 ribu, jadi lebih terjangkau. Kami sudah pesan 200 unit untuk 44 titik stasiun di seluruh Jawa dan Sumatra,” tuturnya. (tau/lyn/jpg/dwi/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X