Terpapar Covid-19, 173 Dokter Sembuh, 28 Dirawat, 5 Wafat, Tenaga Medis Jangan Lelah

- Senin, 25 Januari 2021 | 15:00 WIB
Selain mengusulkan penambahan 507 tenaga kesehatan ke pemerintah pusat, Diskes Kaltim meminta pusat agar menambah kapasitas ruang isolasi dan ruang ICU bagi pasien Covid-19. Termasuk alat kesehatan.
Selain mengusulkan penambahan 507 tenaga kesehatan ke pemerintah pusat, Diskes Kaltim meminta pusat agar menambah kapasitas ruang isolasi dan ruang ICU bagi pasien Covid-19. Termasuk alat kesehatan.

Selain mengusulkan penambahan 507 tenaga kesehatan ke pemerintah pusat, Diskes Kaltim meminta pusat agar menambah kapasitas ruang isolasi dan ruang ICU bagi pasien Covid-19. Termasuk alat kesehatan.

 

 

BALIKPAPAN-Usulan penambahan tenaga kesehatan untuk menangani pasien Covid-19 di Kaltim telah disampaikan ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Jumlahnya 507 orang. Rencananya, mereka akan ditempatkan di 18 rumah sakit rujukan di sepuluh kabupaten/kota di provinsi ini.

Dari jumlah tersebut, permintaan terbanyak merupakan tenaga perawat. Jumlahnya 85 persen dari seluruh kebutuhan tenaga kesehatan yang disampaikan Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim ke Kemenkes. Usulan penambahan sumber daya manusia itu dikirim melalui surat bernomor 445/0341/Yankes/I/2021 perihal Usulan Kebutuhan Penanganan Covid-19 untuk Rumah Sakit Rujukan dan Rumah Sakit yang Merawat Pasien Covid-19 di Kaltim.

Selain mengusulkan penambahan tenaga kesehatan (nakes), surat yang ditandatangani Kepala Diskes Provinsi Kaltim Padilah Mante Runa tertanggal 22 Januari 2021 itu, juga menyampaikan usulan penambahan kapasitas ruang isolasi dan ruang ICU pasien Covid-19. Beserta penambahan alat kesehatan (alkes) untuk rumah sakit rujukan dan rumah sakit yang merawat pasien Covid-19. Dalam lampiran tersebut, ada 18 rumah sakit yang masuk dalam usulan.

“Kami sudah kirim ke Kemenkes. Dan juga saya sudah japri asisten pribadi Pak Menkes (Menteri Kesehatan) lewat WA (WhatsApp) biar cepat diterima. Semoga ada respons dari pusat,” kata Padilah kepada Kaltim Post, Minggu (24/1).

Apabila diperinci, dari 507 tenaga kesehatan yang diusulkan, Kaltim memerlukan 27 dokter spesialis. Terdiri dari dokter spesialis paru sebanyak delapan orang, dokter spesialis jantung sebanyak dua orang, dokter spesialis anastesi sebanyak empat orang, dokter spesialis penyakit dalam sebanyak delapan orang, dokter spesialis anak sebanyak tiga orang, dan dokter spesialis obgyn dua orang.

Kemudian, dokter umum sebanyak 31 orang. Dengan demikian jumlah keseluruhan dokter yang diusulkan sebanyak 58 orang. Sedangkan perawat berjumlah 434 orang. Di mana perawat umum diusulkan sebanyak 86 orang, perawat isolasi sebanyak 89 orang, perawat ICU Covid-19 sebanyak 201 orang, perawat UGD sebanyak 18 orang.

Selanjutnya, kebutuhan tenaga radiografer sebanyak enam orang dan analis kesehatan sebanyak sembilan orang. Di Kukar, Diskes Provinsi Kaltim turut melaporkan kebutuhan 40 perawat yang akan ditempatkan di rumah sakit darurat. Rumah sakit darurat ini memiliki 20 tempat tidur untuk pasien Covid-19. “Pada dasarnya kami menunggu bantuan penambahan nakes (tenaga kesehatan) dari pusat. Karena mereka yang akan membantu. Itu janji pusat,” ucap mantan direktur RSJD Atma Husada Samarinda ini.

Sementara itu, berdasarkan data Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltim, sejak Maret 2020 hingga Januari 2021, lima dokter meninggal dunia karena terpapar virus corona. Yakni, dr Sriyono (IDI Balikpapan) yang juga menjabat sebagai pelaksana tugas (plt) Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Diskes Balikpapan. Dokter Sriyono wafat pada 19 Agustus 2020.

Kemudian dr Edisyahputra Nasution (IDI Samarinda) yang pernah menjabat direktur di RSUD Inche Abdoel Moeis, Samarinda. Dia wafat pada 27 Agustus 2020. Lalu, spesialis THT dr Djailani (IDI Balikpapan) yang pernah bertugas di RS Restu Ibu dan Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) Balikpapan. Dokter Djailani wafat pada 29 Oktober 2020.

Selanjutnya, dr Bambang Soeyanto (IDI Samarinda), yang memiliki riwayat menjabat sebagai kepala Puskesmas Temindung Samarinda, meninggal dunia pada 6 November 2020. Terakhir, dr M Fajar Nur yang bertugas di Rumah Sakit Pertamina Balikpapan (RSPB) dan Klinik PLN Wilayah Kaltimra, wafat pada 16 Desember 2020. Oleh karenanya, untuk mencegah penambahan jumlah dokter yang meninggal akibat terpapar Covid-19, Padilah menyampaikan telah berkoordinasi dengan seluruh pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan. Terutama direktur rumah sakit rujukan, dan pimpinan puskesmas agar dapat mengatur jadwal bertugas atau jadwal jaga para nakes-nya.

“Jadi, harus memerhatikan berapa jumlah jam kerjanya, agar tidak mengalami kelelahan. Dan juga pemberian gizi, tambahan vitamin untuk meningkatkan imun,” ucapnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X