Romdani
Wapemred Kaltim Post
KALI ini harus mengandai-andai. Mungkin baru membayangkan. Berfantasi. Karena berwacana saja susah. Apalagi merencanakan. Naga-naganya seperti mimpi di siang bolong. Jadi mengkhayal saja dulu.
Andai Pulau Kalimantan ini terhubung dengan Pulau Sulawesi. Lebih tepatnya, Kaltim dengan Sulawesi Tengah (Sulteng). Tambah spesifik lagi, dari Tanjung Mangkalihat, Kecamatan Sandaran, Kutai Timur dengan Pulau Toguan di Kabupaten Donggala, Sulteng. Bila dihitung, jarak antara Tanjung Mangkalihat dengan Pulau Toguan “hanya” sekitar 100 kilometer (versi Google Maps).
Untuk menghubungkan dua pulau, tentu jarak itu tidak jauh. Dengan membangun jembatan, niscaya bisa jadi jembatan terpanjang di Asia Tenggara. Dari berbagai sumber dan literasi, jembatan terpanjang di ASEAN saat ini berada di Thailand. Bernama Bang Na Expressway. Memiliki panjang sekitar 55 kilometer. Sekaligus terpanjang ketiga di dunia.
Namun, infrastruktur itu tak bisa dikatakan sepenuhnya jembatan. Sebab, statusnya sebagai jalan layang. Penyebabnya tidak semua jembatan berada di atas air.
Menghubungkan Kaltim dengan Sulteng tak hanya stop di Pulau Toguan. Masih perlu jembatan lagi dari pulau itu ke Pulau Maputi di kabupaten yang sama. Jaraknya diukur lewat Google Maps sekitar 8 kilometer.
Lalu, jembatan mesti kembali diteruskan menuju Pulau Pangalasiang, Donggala. Jaraknya sekitar 3,6 kilometer. Pulau yang masuk Kecamatan Sojol itu bisa dibilang sudah banyak penduduk. Ada hampir ribuan kepala keluarga. Berbeda dengan Toguan dan Maputi (hanya berpenduduk sekitar ratusan jiwa). Pangalasiang juga dikenal jadi salah satu wisata andalan di Donggala.
Namun, menghubungkan Kaltim dan Sulteng tak berhenti di situ. Dari Pangalasiang mesti membangun jembatan lagi agar dua pulau ini benar-benar tersambung. Masih di Desa Pangalasiang, diperlukan jembatan sepanjang 151 meter. Ketika jembatan itu terbangun, baru rasanya afdal Kalimantan dan Sulawesi terhubung.
Menghubungkan dua pulau itu bisa dibilang jadi proyek ambisius. Berlebihan. Dianggap berlebihan, karena sudah pasti negara ini akan tersita dengan megaproyek itu. Proyek juga bukan jadi tanggung jawab daerah. Pusat mesti turun tangan. Jadi proyek strategis nasional. Dibilang berlebihan, karena apakah secara anggaran negara ini sanggup? Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) sudah membuktikan.
Tapi jadi tak berlebihan, karena masih ada jembatan terpanjang di dunia. Sekalipun jembatan dari Kaltim ke Sulteng ini terbangun, panjangnya “hanya” sekitar 111,7 kilometer. Masih kalah jauh dengan Jembatan Grand Dayang di Tiongkok. Menghubungkan Beijing dengan Shanghai. Panjangnya sekitar 164,8 kilometer. Infrastruktur itu sekaligus menjadi jembatan terpanjang di dunia yang tercatat di Guinness World Records.
Tapi itu bukan satu-satu jembatan di Tiongkok yang jadi salah satu yang terpanjang di dunia. Jembatan lainnya adalah Jembatan Grand Tianjin. Menghubungkan Langfang dengan Qingxian di Provinsi Hebei. Panjangnya sekitar 113,7 kilometer. Jadi terpanjang kedua di dunia setelah Jembatan Grand Dayang.