ABU DHABI– Pukulan kombinasi bertubi-tubi dilayangkan Dustin Poirier saat ronde kedua tersisa 2 menit 32 detik. Pukulan itu membuat Conor McGregor tersungkur di pojok oktagon. Wasit Herb Dean langsung menghentikan pertarungan setelah melihat McGregor tak mampu berdiri lagi.
Ya, itulah kemenangan terbesar Poirier sepanjang karirnya di UFC. Poirier pun membuktikan ucapannya sebelum pertandingan. Dia menyebut dirinya sebagai sosok yang jauh berbeda dengan saat takluk di ronde pertama oleh McGregor. Itu terjadi pada pertemuan pertama tujuh tahun silam. ’’Aku bahagia, tapi tidak terkejut. Aku sudah bekerja sangat keras untuk mendapatkan hasil ini,’’ ujar Poirier setelah laga, seperti dilansir ESPN.
Dustin Poirier menghajar Conor McGregor.
Kini, petarung 32 tahun tersebut berpeluang mewujudkan duel perebutan gelar juara kelas ringan. Gelar juara di kelas itu bisa dibilang sedang lowong. Pasalnya, sang juara, Khabib Nurmagomedov, memilih pensiun.
Tapi, Presiden UFC Dana White masih tidak mau mencabut gelar tersebut dari Khabib. Dia ingin mengajak petarung asal Dagestan itu naik ring sekali lagi. Jika rayuan terhadap Khabib berhasil, ada kemungkinan Poirier jadi lawan Khabib selanjutnya.
Namun, jika Khabib sudah benar-benar enggan naik oktagon, Michael Chandler bakal jadi calon lawan Poirier dalam perebutan sabuk juara kelas ringan. ’’Negosiasi (dengan Khabib) sampai saat ini tidak berjalan baik,’’ ucap White.
Kemenangan tersebut membuat Poirier total punya rekor 27 kali menang dan 6 kali kalah. Sementara itu, McGregor punya rekor 22 kali menang dan 5 kali kalah. ’’Aku gagal menguasai pertandingan. Dustin bertarung sangat baik. Aku ikut bahagia untuknya,’’ kata McGregor. (irr/c18/bas)
